Dibesarkan Tanpa Peluk, Dikuatkan Oleh Mimpi

Dibesarkan Tanpa Peluk, Dikuatkan Oleh Mimpi


Eliyah
02/09/2025
22 VIEWS
SHARE

”Tidak semua anak lahir dalam pelukan hangat rumah. Namun siapa bilang kasih sayang hanya milik mereka yang punya ayah dan ibu?”

Nandiya Fitri Khaerani (18), seorang santri kelas Fotografi dan Videografi di Rumah Gemilang Indonesia (RGI), yang menyimpan mimpi lebih besar dari hidup yang ditawarkannya; ingin menjadi mubaligoh dan content creator.

Sejak napas pertamanya, hidup seolah sudah menyiapkan kurikulum tersendiri: kehilangan, bertahan, dan percaya. Tanpa dongeng sebelum tidur, ia tumbuh di Panti Aasuhan. 

Di balik senyum ramah dan sorot mata yang tajam menatap masa depan, tersimpan keberanian yang luar biasa. Ia bukan hanya santri, tetapi juga pekerja harian. Saat teman sebayanya sibuk mengejar tren, Nandiya menghabiskan waktu luangnya menjadi Asisten Rumah Tangga harian. Bukan karena terpaksa, tapi karena ia tahu: mimpi harus diperjuangkan, bukan ditunggu kedatangannya.

Jangan kira ia tumbuh dalam kekosongan. Ia mengubah keterbatasan menjadi suntikan semangat untuk lebih baik. Ia tahu betul, hidup bukan tentang apa yang kita punya, tetapi tentang seberapa kuat kita berdiri saat tidak punya apa-apa.

Nandiya menyalakan harapannya dengan mendaftar menjadi santri RGI, sebuah pusat pemberdayaan dan pelatihan keterampilan di bawah naungan LAZ Al Azhar.  Program yang berfokus pada pembekalan peserta (terutama remaja usia produktif yang putus sekolah atau tidak mampu melanjutkan pendidikan tinggi) dengan keterampilan unggul, pengetahuan agama, dan jiwa kewirausahaan.

RGI adalah tempat di mana ilmu dan mimpi bertemu. Di sinilah Nandiya mulai menata langkah; belajar memotret, merekam, menyusun cerita dalam bingkai digital. Bukan sekadar belajar teknik, tetapi juga belajar bagaimana menjadikan kisahnya sebagai kekuatan.

Ia bukan hanya anak panti. Ia adalah gadis muda dengan visi yang jelas. Ia punya harapan, arah, dan semangat yang menyala. Dalam kesunyian, ia berbicara lewat karya. Dalam kesederhanaan, ia menyalakan cahaya.

Hidup memang bukan tentang dari mana kita berasal, tetapi ke mana kita melangkah. Dan hari ini, langkah kecilnya sudah mulai meninggalkan jejak, satu per satu menuju langit, dengan usaha dan doa.

Perasaan kamu tentang artikel ini?

BACA JUGA