“Kita mungkin tidak bisa jadi cahaya untuk seluruh dunia, tapi kita selalu bisa jadi lentera untuk sekitar kita.” – Arie Sepala Syahputra
Tidak semua pahlawan mengenakan jubah. Beberapa berjalan dengan sandal lusuh, membawa buku catatan di tangan kanan, dan senyum tulus di wajah mereka. Mereka tidak menunggu panggung, tidak mencari sorotan. Mereka memilih jalan sunyi yang terang. Seperti itulah Arie Sepala Syahputra (41).
Ia bukan tokoh yang menghiasi layar kaca. Ia juga bukan pemilik sederet gelar akademik bergengsi. Tapi Arie membuktikan satu hal penting: bahwa yang membuat seseorang berarti bukan apa yang tertera di belakang namanya, melainkan apa yang ia lakukan untuk sesama.
Sejak Juli 2023, Arie bergabung dengan program Dai Sahabat Masyarakat (Dasamas) LAZ Al Azhar. Sebuah peran yang tidak sekadar bekerja, tapi juga merangkul, mendampingi, dan menguatkan umat hingga ke akar rumput. Ia hadir di tengah masyarakat, menyapa dari dekat, menyelami perih, mendengar harapan, dan bersama-sama menyalakan cahaya perubahan.
Di Cilacap, Wonogiri, Klaten, hingga Banyumas, jejak langkahnya meninggalkan cerita. Cerita tentang seorang dai yang tak segan duduk bersila di saung-saung kecil, membantu ibu-ibu UMKM memperbaiki kemasan produk mereka, mendampingi proses legalitas usaha, hingga memperluas akses pasar agar produk lokal bisa lebih dikenal. Ia hadir bukan sebagai pengajar yang menggurui, melainkan sebagai sahabat yang menemani.
Bersama Kementerian Agama, Arie juga dipercaya menjalankan Program KUA Pemberdayaan Ummat. Fokusnya jelas: menjadikan masjid dan keluarga sebagai pusat peningkatan kapasitas masyarakat. Arie tidak membawa solusi instan. Ia hadir dengan pendekatan yang santun, edukatif, dan solutif; mengajak masyarakat untuk tumbuh dari dalam, bukan tergantung dari luar.
Ia hidupkan Saung Ilmu, menjadikannya bukan sekadar tempat belajar, tetapi pusat peradaban. Ia bangun nilai, bukan hanya memberi bantuan. Ia ajarkan tentang Islam yang rahmatan lil ‘alamin, Islam yang hadir sebagai cahaya bagi seluruh alam, bukan hanya lewat kata, tapi juga lewat tindakan nyata.
Arie Sepala Syahputra adalah potret seorang dai pemberdaya. Dalam keheningan langkahnya, tersimpan kekuatan yang mengubah. Ia tidak mengubah dunia sekaligus. Tapi ia mengubah satu desa, satu keluarga, satu hati. Hingga pada akhirnya, dunia pun ikut berubah. Karena pada akhirnya, dunia tidak butuh lebih banyak suara yang lantang. Dunia butuh lebih banyak teladan yang tenang, yang hadir dalam diam, tapi meninggalkan makna.
Dan Arie, dengan segala ketulusan dan kesungguhannya, adalah salah satunya.