Dengan memanfaatkan kearifan lokal, warga Dusun Bandaraya, Desa Sokop, Kecamatan Rangsang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, membuat polybag persemaian yang terbuat dari daun sagu. Selama ini, biasanya daun sagu dimanfaatkan untuk pembuatan atap, namun kali ini daun sagu digunakan juga sebagai media persemaian alami.
Hal ini dilakukan oleh Anggota KSM Bandaraya Cahaya Gemilang bersama Da’i Sahabat Masyarakat (Dasamas) LAZ Al Azhar untuk mengembangkan potensi alam yang ada karena lebih mudah didapat, murah, dan ramah lingkungan.
Proses pembuatan polybag dimulai dari pengambilan daun dari tanaman sagu, lalu dibuang tulang bagian tengah daunnya, barulah helaian daun tersebut dililit melingkar hingga berbentuk tabung yang direkatkan menggunakan staples, dan polybag siap diisi dengan media tanam.
Kriskama, Dasamas LAZ Al Azhar mengatakan jika menggunakan polybag plastik, bahan tersebut tidak mudah membusuk dan akan menimbulkan pencemaran lingkungan. Selain itu dengan memakai polybag berbahan plastik warga juga harus menambah ongkos tanam yang lebih tinggi. Perkembangan teknologi tanam sederhana terus dilakukan guna menciptakan kemandirian pada masyarakat Desa Cahaya Sokop melalui sektor pertanian.
“Semoga masyarakat bisa lebih memahami akan potensi sumber daya alam yang dimiliki seperti melimpahnya tanaman sagu dan juga potensi sumberdaya alam lainnya, serta dapat mengolahnya untuk kebermanfaatan dan kesejahteraan masyarakat Dusun Bandaraya,” ujarnya.
"Polybag dari daun sagu memang terdengar aneh bagi kita, karena biasanya daun sagu digunakan untuk pembuatan atap. Tapi kali ini Pak Kris membuatnya untuk dibuat polybag, ternyata bisa juga daun sagu dibuat polybag untuk persemaian. Kedepannya kita enggak perlu lagi beli polybag kecil untuk menyemai tanaman cabe,” ungkap Ana (41), salah satu anggota KSM Bandaraya Cahaya Gemilang.
Program Desa Cahaya yang merupakan program sinergi LAZ Al Azhar dan YBM PLN untuk terus menebar manfaat bagi masyarakat. Pengembangan potensi pemberdayaan dilakukan bersama anggota KSM Bandaraya Cahaya Gemilang dengan memanfaatkan fasilitas Balai Cahaya sebagai wadah interaksi masyarakat sehingga mampu menciptakan desa yang Cakap, Agamis, Sehat dan Berdaya.