Guna memberikan fasilitas yang nyaman dan layak untuk beribadah, LAZ Al Azhar meresmikan Musala Baitul Arif di Kampung Pasir Pari, Desa Pangauban, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (6/1). Musala Baitul Arif dapat menampung jamaah sekitar 100 orang dan proses pembangunannya dilakukan secara gotong royong bersama warga setempat.
Sebelumnya, kondisi musala ini begitu memprihatinkan mulai dari bangunan yang sangat kecil, dinding yang lapuk, genting yang bocor, dan fasilitas musala yang tidak layak pakai. Padahal lokasinya begitu nyaman untuk beribadah karena asri dan dikelilingi sawah. Tidak jarang juga para petani menggunakan musala tersebut untuk beristirahat dan melaksanakan ibadah.
Pembangunan musala dilakukan sejak bulan Agustus 2022 dengan beberapa tahapan pembangunan mulai dari pengeboran sumur sebagai sumber mata air warga sekitar, pembangunan toilet dan tempat wudhu, dan pembangunan musala.
Baca juga: LAZ Al Azhar dan BMA Gelar Diskusi untuk Pengentasan Pengangguran di Aceh
Acara peresmian dihadiri oleh Pengasuh Pondok Pesantren Al Ikhlas Manarul Huda, KH. Adang Kamaludin, Wakil Kepala Desa Pangauban, Asep Rudi, tokoh masyarakat, Ustad Asep Yani, jajaran amil LAZ Al Azhar, dan masyarakat sekitar.
Ustadz Asep Yani selaku tokoh masyarakat menyampaikan ucapan terima kasih kepada donatur dan amil LAZ Al Azhar yang telah membangun Musala Baitul Arif untuk masyarakat Desa Pangauban. Hadirnya Musala yang nyaman diharapkan menumbuhkan semangat untuk warga sekitar dalam memakmurkan musala.
“Alhamdulillah, kami sangat bersyukur dengan rampungnya pembangunan musala kita semua bisa menjalankan ibadah dengan khusyuk dan lebih baik lagi. Fasilitas di sini juga sudah lengkap, mudah-mudahan kami bisa terus merawat dan memanfaatkannya dengan baik,” ujarnya.
Baca juga: LAZ Al Azhar Lepas 174 Santri RGI yang Siap Terjun di Dunia Kerja
Akbar Satrio, General Manajer Fundraising mengatakan bahwa musala menjadi tempat strategis untuk menyiarkan nilai-nilai agama dan pertumbuhan peradaban Islam di desa-desa. Musala tidak hanya dapat dimanfaatkan sebagai tempat salat, namun dapat berperan sebagai fasilitas berkumpulnya masyarakat sebagai pusat pendidikan, tempat bermusyawarah, dan tempat penyebaran syiar agama Islam.
“Semoga setelah diresmikannya musala ini dapat membawa manfaat bagi masyarakat. Mereka bisa memakmurkan musala dengan berbagai kegiatan positif dan musala dapat difungsikan secara optimal sehingga manfaat dapat dirasakan seluruh warga dan keberkahan terus mengalir kepada kita semua,” ujarnya.