Ini kisah Apid, remaja yang terlahir dari keluarga sederhana tapi memiliki cita-cita untuk menjadi seorang kyai dan memiliki pondok pesantren. Keinginan mulianya ini sempat tertunda karena keterbatasan biaya. Sejak lulus sekolah dasar (SD) pada tahun 2019 lalu, Apid terpaksa tidak melanjutkan sekolahnya karena kedua orang tuanya tidak memiliki biaya yang cukup
Pak Slamet, ayah Apid adalah seorang yang berkebutuhan khusus. Kecelakaan yang terjadi pada tahun 2012 telah merenggut pekerjaannya sebagai kenek bus. Kini, sehari-hari sang ayah bekerja sebagai buruh serabutan atau kuli lipat alas kulkas yang diupah tidak seberapa. Upahnya digunakan untuk membiayai kebutuhan sehari-hari keluarga kecilnya, terutama untuk makan. Setiap dua minggu, Pak Slamet hanya mengantongi 100-200 ribu.
Demi menghidupi keluarga kecilnya yang berjumlah 6 orang, nilai rupiah tersebut hanya cukup untuk makan sehari-hari belum lagi Pak Slamet memiliki anak yang masih balita. Hal inilah yang membuat Apid terpaksa harus berhenti sekolah.
Baca juga: LAZ Al Azhar dan Kitabisa Salurkan Ratusan Bantuan PaketSekolah di Jabodetabek
Selain itu, rumah yang dihuni Apid dan keluarganya pun menumpang di lahan sawah milik orang lain. Bangunan sederhana didirikan dengan alas palet berukuran kecil. Meski dirundung dengan keterbatasan, Apid tidak pernah menyerah untuk menggapai cita-citanya menjadi seorang kyai. Setelah sang ayah mendapatkan bantuan modal usaha, Apid bercerita kepada tim LAZ Al Azhar ingin melanjutkan sekolah dengan mendalami ilmu agama. Hingga akhirnya Apid mendapatkan beasiswa keluarga duafa untuk sekolah di Pondok Pesantren Pondok Pesantren Asyifa Al Islami, Bogor.
Sebagai bentuk dukungan dan apresiasi atas semangat Apid, tim LAZ Al Azhar juga mengajak Apid untuk membeli kebutuhan di pondok pesantren seperti baju, alat tulis, alat ibadah, sepatu, kasur, lemari, dan kebutuhan lainnya.
Kamis, 5 Januari 2023 menjadi hari yang ditunggu oleh Apid. Sejak pagi tim LAZ Al Azhar mendatangi rumah Apid yang berada di Kampung Lemah Abang, Cikarang Utara untuk mengantarnya menuju ke pesantren.
Baca juga: LAZ Al Azhar Resmikan Musala yang Dibangun di PedalamanKab. Bandung
Pak Slamet yang turut mengantarkan Apid ke pesantren begitu terharu karena anak sulungnya dapat melanjutkan pendidikan kembali. Tidak pernah terbayangkan oleh Pak Slamet, Apid akan mendapatkan kesempatan mendapat beasiswa seperti ini.
“Alhamdulillah, sebagai orang tua kami sangat bersyukur. Akhirnya Apid bisa meneruskan lagi sekolahnya mas, mudah-mudahan dia betah dan bisa belajar dengan baik di sini. Juga untuk para donatur LAZ Al Azhar terima kasih semoga keberkahan dan pahala kebaikan selalu kita dapatkan.” katanya.
Ustad Usman selaku pengasuh Pondok Pesantren Asyifa Al Islami mengatakan Apid harus memiliki semangat pantang menyerah dalam mencari ilmu. Selain itu juga, Apid harus mudah berbaur dan bersosialisasi dengan teman-temannya.
"Ibu dan bapak tenang, ikhlaskan anaknya untuk belajar di sini. InsyaAllah anaknya di sini dirawat dengan baik, sakit juga diperhatikan dan diobati pastinya. Semoga ilmu yang diperoleh bisa menjadi bekal Apid di masa depan," ungkapnya.