Kisah Abdullah bin Hudzafah: Keteguhan Iman di Tengah Siksaan yang Mengerikan

Kisah Abdullah bin Hudzafah: Keteguhan Iman di Tengah Siksaan yang Mengerikan


Eliyah
29/01/2024

Pada masa pemerintahan Umar bin Khattab dibentuklah sebuah pasukan untuk memerangi Romawi. Salah satu dari aggota pasukan tersebut adalah Abdullah bin Hudzafah. Kaisar Romawi telah mendengar berita tentang pasukan kaum muslimin yang mempunyai kekokohan iman dan keteguhan jiwa dalam menegakkan agama Allah dan Rasul-Nya. Kaisar penasaran ingin membuktikan kebenaran dari berita itu. Ia kemudian memerintahkan prajuritnya agar tawanan muslim tidak dibunuh terlebih dahulu dan segera dihadapkan padanya. Tawanan itu bernama Abdullah bin Hudzafah.

Salah satu prajuritnya berkata, “Orang ini termasuk sahabat Muhammad generasi awal yang memeluk agamanya.”

Raja Romawi menatap Abdullah bin Hudzafah cukup lama dan berkata, “Aku ingin menawarkan sesuatu kepadamu!”

“Apa itu?” jawab Abdullah.

“Aku akan membebaskanmu dan memberi kedudukan. Syaratnya, kamu masuk agama Nasrani.”

Abdullah segera menjawab dengan yakin dan lantang, “Tidak! Kematian adalah seribu kali lebih aku cintai daripada apa yang kamu tawarkan kepadaku!”

“Sungguh aku melihatmu sebagai seorang yang pemberani. Jika kamu menerima tawaranku, aku akan memberikanmu jabatan dan membagi kerajaanku untukmu,” ucap Raja Romawi.

Abdullah yang terikat itu tersenyum dan berkata, “Demi Allah, jika kamu memberikan semua yang kamu miliki dan semua yang dimiliki orang-orang Arab supaya aku meninggalkan agama Muhammad, walau dalam sekejap mata saja, aku tidak akan melakukannya!”

Kaisar marah dan berkata, “Kalau begitu aku akan membunuhmu!”

Baca juga: Kisah Rasulullah dan Anak Yatim yang Lusuh

“Terserah kamu,” jawab Abdullah.

Kaisar lalu menyalib Abdullah, “Panahlah dekat tangannya!” perintahnya. Kaisar kembali menyampaikan tawarannya tetapi Abdullah tetap menolak.

“Panah dekat kakinya!” perintah Kaisar lagi.

Sekali lagi, Kaisar membujuk Abdullah untuk meninggalkan agama Muhammad, tetapi ia tetap menolak.

Setelah itu, Abdullah diturunkan dari kayu salib. Kaisar lalu meminta disiapkan sebuah panci besar berisi minyak. Panci itu kemudian diletakkan di atas api hingga minyaknya mendidih. Kaisar lalu memerintahkan supaya didatangkan dua orang tawanan dari kaum muslimin lalu menyuruh salah seorang dari tawanan itu diceburkan ke dalam minyak panas. Kaisar melihat Abdullah lalu kembali membujuknya untuk memeluk agama Nasrani. Akan tetapi tawaran itu ditolak dengan keras, bahkan lebih keras dari sebelumnya.

Kaisar putus asa, lalu memerintahkan prajuritnya untuk memasukkan Abdullah ke dalam panci panas tersebut. Sebelum dimasukkan, Abdullah menangis dan prajuritnya langsung mengabari hal itu kepada Kaisar. Kaisar mengira Abdullah telah menyerah. Kemudian, Abdullah dibawa kembali ke hadapan Kaisar dan dibujuk ulang agar Abdullah memeluk agama Nasrani. Tidak disangka, Abdullah menolak lagi dan lagi. Kaisar bingung dan berkata, “Lantas mengapa kau menangis?”

“Aku sedih karena hanya memiliki satu nyawa. Sungguh aku ingin memiliki nyawa sebanyak rambutku lalu diceburkan satu persatu ke dalam panci tersebut.”

Masyaallah! Ternyata Abdullah menangis bukan karena takut. Abdullah justru masih ingin merasakan penderitaan lebih lama, tetapi sayangnya dia hanya memiliki satu nyawa. Sungguh aneh sikap Abdullah di mata Kaisar Romawi itu. Kaisar akhirnya berkata, “Maukah kau mencium kepalaku dan aku akan membebaskanmu?”

“Beserta seluruh tawanan muslim yang lain?” tanya Abdullah

“Ya, beserta seluruh tawanan muslimin.”

Abdullah bergumam dalam hati, “Mencium kepala dari salah satu musuh Allah bukan sebuah masalah bagiku. Akhirnya Abdullah mencium kepala Kaisar Romawi dan semua tawanan muslim dibebaskan.

Itulah kisah keberanian Abdullah bin Hudzafah menghadapi Kaisar Romawi. Ia tetap tabah meski disiksa. Keyakinannya terhadap Islam tidak bergeser sedikitpun.

BACA JUGA