Waktu adalah hal paling berharga dalam kehidupan manusia, salah satu nikmat dan anugerah yang Allah berikan agar kita menggunakannya dengan sebaik-baiknya. Namun terkadang seringkali manusia memanfaatkannya dengan hal-hal yang tidak benar dan menyimpang dari aturan agama.
Kesempatan adalah sesuatu yang muncul karena adanya peluang dan kesempatan tidak datang secara berulang. Kesempatan itu sendiri sebenarnya sering muncul dalam kehidupan sehari-hari, entah kita menyadari atau malah terlewati begitu saja.
Seringkali saat ini, kita akan melihat banyak orang yang menyia-nyiakan waktu dan umurnya. Kebanyakan dari kita mengisinya dengan melakukan perbuatan maksiat, melalaikan kewajiban beribadah, dan tidak memanfaatkan umurnya dengan melakukan hal-hal baik. Pada akhirnya semua akan kembali ke tempat mereka berasal yaitu tanah, yang gemar beribadah dan mengikuti aturan hidup dengan baik akan mendapatkan hasilnya berupa kenikmatan, sedangkan yang gemar bermaksiat akan menyesali perbuatannya selama ia hidup.
Baca juga: 70 Ribu Malaikat Ikut mendoakan Orang Ini, Siapakah Dia?
Hasan Al bashri mengatakan, “Wahai manusia, sesungguhnya kalian hanya bagaikan hari. Tatkala satu hari hilang, akan hilang pula sebagian darimu.” (Hilyatul Auliya’, 2/148, Darul Kutub Al ‘Arobi).
Ada baiknya untuk kita senantiasa menggunakan waktu sebaik mungkin selama Allah memberi kesempatan hidup, dalam kesempatan itu Allah sekaligus memberi peluang bagi hamba-Nya untuk selalu beribadah dan beramal baik sesuai aturan yang ada dan tercantum dalam Alquran. Tidak apa sekecil apapun amalan yang kita lakukan, serendah apapun di mata manusia lainnya selama itu bernilai manfaat untuk hidup kita, maka istiqomah dalam menjalankannya.
Waktu juga akan membahayakan kita sendiri jika kita tak mampu mengendalikannya. Sebagaimana yang disampaikan oleh Imam Asy Syafi’i Rahimahullah tentang pentingnya menjaga waktu, “Aku pernah bersama seorang sufi. Aku tidaklah mendapatkan pelajaran darinya selain dua hal. Pertama, dia mengatakan bahwa waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memotongnya (memanfaatkannya), maka dia akan memotongmu. Kemudian orang sufi tersebut menyebutkan perkataan lain, jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal baik (haq), pasti akan disibukkan dengan hal-hal yang sia-sia (batil).” (Al Jawabul Kafi, 109, Darul Kutub Al ‘Ilmiyah).
Bahayanya menyia-nyiakan waktu adalah ketika kita tidak mampu lagi untuk kembali dan memperbaiki kesalahan yang terjadi di hari lalu. Ketika seseorang membuat kesalahan dan baru menyesalinya dikemudian hari, ia akan berpikir untuk kembali ke masa lalu dan berkata, “Andai waktu bisa diputar kembali…” namun keinginan hanyalah keinginan. Manusia tak mampu berkehendak sesuka hati, karena memutar waktu tak semudah membalikkan telapak tangan.
Baca juga: Amalan Pembuka dan Penghalang Rezeki
Ibnul Qayyim Al Jauziyah Rahimahullah pernah berkata, “Menyia-nyiakan waktu lebih berbahaya dari kematian, karena menyia-nyiakan waktu akan memutuskanmu dari Allah dan negeri akhirat, sedangkan kematian hanya memisahkanmu dari dunia dan penduduknya.” (Al Fawaid hal 44).
Ada juga hadits yang menerangkan tentang pentingnya untuk tidak menyia-nyiakan waktu hidup. Rasulullah SAW pernah bersabda kepada seorang laki-laki, dan menasihatinya:
اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَحَيَاتِكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
Artinya: "Jagalah lima perkara sebelum (datang) lima perkara (lainnya). Mudamu sebelum masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu." (HR Nasai dan Baihaqi).