Ini kisah Juwita (22), gadis muda asal Aceh yang gigih dalam mewujudkan cita-citanya. Awalnya ia merasa minder karena tidak memiliki kemampuan dasar menjahit, hanya saja ia senang mendesain berbagai macam model baju. Namun itu semua tak menjadikannya berkecil hati untuk terus berusaha dan memutuskan ikut serta dalam program pemberdayaan usia produktif LAZ Al Azhar di Rumah Gemilang Indonesia (RGI) Aceh.
Juwita terlahir dari keluarga sederhana. Setelah lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP), ia tak melanjutkan pendidikan formalnya dan memilih untuk ‘mondok’ di Pesantren Raudhatut Thalibah Ulee Titi selama enam tahun. Sempat kebingungan untuk mencari pekerjaan, akhirnya Juwita memutuskan untuk mengikuti diklat bergabung menjadi santri RGI di jurusan tata busana.
“Luar biasa pengalaman yang begitu berharga saya dapatkan di RGI ini. Sekian banyak materi dan ilmu yang diberikan oleh para instruktur telah menjadi bekal hidup saya menjadi semakin mandiri,” katanya. Betapa tidak, Juwita kini berhasil membuka usaha Rumah Taylor.
Sebelumnya Juwita bekerja di rumah jahit yang ada di Banda Aceh. Merintis usaha dari nol hingga mampu memperoleh penghasilan 4 juta per bulan bahkan lebih, bukan perjalanan yang mudah.
Juwita masih belum percaya mimpinya perlahan mulai terwujud sejak dirinya lulus dari RGI selama 6 bulan. Karena untuk belajar tata busana di Aceh sendiri termasuk mahal dan butuh waktu lama untuk bisa menguasai ilmunya.
Ke depan ia berharap dapat membuka butik sendiri, menyewakan berbagai macam kebutuhan pengantin dan acara resmi lainnya. Jadi, selain mampu meningkatkan kesejahteraan keluarganya ia juga dapat membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar.