Ashabul kahfi adalah salah satu tanda kekuasaan Allah, yang kisahnya diabadikan dalam Al-Qur’an. Kisah ini sangat memotivasi kita karena mengajarkan tentang keimanan, aqidah, dan ketakwaan kepada Allah Swt.
Kisah ini bermula dari sebuah negeri Afasus yang dipimpin oleh Raja yang sangat kejam, ia bernama Raja Daqyanus. Selain keji dan kejam, ia juga penyembah berhala. Kejadian ini diperkiraan terjadi pada masa kaisar Romawi, dengan rentang waktu 249-251 M. Penamaan Ashabul Kahfi terletak pada ayat ke-9 surah Al-Kahfi. Kejadian tersebut mengisahkan tentang 7 pemuda dan seekor anjing yang tertidur selama ratusan tahun atas izin Allah karena menghindar dari kekejaman Raja Daqyanus.
Tujuh pemuda yang hidup di negeri Afasus, negeri yang mayoritas masyarakatnya adalah penyembah berhala dan sangat patuh kepada Rajanya, sedangakan tujuh pemuda tersebut adalah orang-orang saleh yang taat kepada Allah Swt. Setelah Raja Daqyanus mengetahui ada sekelompok pemuda yang tidak menyembah berhala, ia tidak tinggal diam. Ia memerintah mereka agar menyembah berhala. Akan tetapi pemuda-pemuda tersebut menolak dan hal itu membuat Raja sangat marah. Sang Raja kemudian memerintahkan orang untuk menangkap dan membunuh kelompok pemuda tersebut. Namun, para pemuda tersebut lolos dari kejaran itu karena bersembunyi di sebuah gua.
Baca juga: Sebab Nabi Begitu Mencintai Khodijah
“(Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa, ‘Ya Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami.” (Q.S Al-Kahfi: 10).
Pemuda-pemuda itu memohon pertolongan dan meminta petunjuk kepada Allah Swt., Kemudian Allah membuat mereka semua tertidur dan tidak mendengar apa-apa selama bertahun-tahun, “Maka Kami tutup telinga mereka di dalam gua itu selama beberapa tahun.” (Q.S Al-Kahfi: 11).
Allah memberikan petunjuk kepada mereka karena mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhannya. Mereka itu adalah kaum-kaum yang tidak menjadikan tuhan-tuhan lain untuk disembah. Setelah keadaan sudah sangat membaik, Allah Swt. membangunkan mereka kembali. Kemudian di antara mereka saling bertanya. Salah seorang di antara mereka berkata, “Sudah berapa lama kamu berada di sini?” Mereka menjawab, “Kita berada di sini sehari atau setengah hari.” Dan berkata yang lain lagi, “Tuhan kita lebih mengetahui berapa lama kita berada di sini.”
Baca juga: Khubaib bin ‘Adi, Pahlawan yang Syahid di Tiang Salib!
Merekalah Ashabul Kahfi; pemuda-pemuda yang tidur di dalam gua atas kehendak Allah dan dibangunkan juga atas kehendak Allah. Kisah sekelompok pemuda ini memberikan pelajaran tentang bagaimana kita harus menjaga keimanan dalam keadaan apapun.