Kecerdasan otak adalah anugerah terbesar yang Tuhan berikan kepada umat manusia. Kehidupan yang semula dimulai dari peradaban batu dengan peralatan seadanya untuk hidup, sekarang sudah mencapai titik di mana segala sesuatu bisa dilakukan dengan akses yang mudah dan cepat. Salah satu penemuan tercanggih yang pernah dibuat adalah Teknologi Artificial Intelligence (kecerdasan buatan), atau yang akrab disebut dengan AI. Teknologi AI merupakan seperangkat komputer yang diisi dengan informasi data dalam skala besar dan dilatih untuk dapat menganalisis pola informasi, problem solving, membuat prediksi, bahkan mempelajari kesalahannya sendiri.
Teknologi AI sebenarnya sudah menjadi bahasan para ilmuwan sejak tahun 1900-an. Namun demikian, AI berkembang pesat pada tahun 1990 an hingga sekarang, akibat dari mulai terhubungnya dunia dengan internet yang membantu AI untuk lebih luas menjangkau informasi big data dan algoritma yang lebih sulit. Saat ini AI sudah menjadi bagian dari kehidupan kita mulai dari adanya Virtual Assistant seperti Alexa dan Siri, bahkan yang terbaru ini seperti Chat GPT, Gemini, Copilot, dan masih banyak lainnya. Keberadaan AI yang canggih ini tentu sangat membantu kita untuk menjalani keseharian, mulai dari membantu memecahkan masalah akademik, mencari ide-ide, bahkan dapat dihubungkan pada rumah untuk mengakses lampu, Televisi, Smart Door lock, dan banyak hal lainnya. Sungguh penemuan yang sangat menjanjikan. Namun demikian, apakah AI ini aman untuk beredar luas di sekitar kita?
Baca juga: Rebahan Produktif: Cara dapat Uang tanpa Keluar Rumah!
1. Tergesernya pekerjaan manusia
AI dapat menggeser pekerjaan manusia, kemampuan analisis dan pemecahan masalah yang dimilikinya. Hal ini bisa saja terjadi karena banyak perusahaan yang ingin menurunkan beban perusahaan. Mereka melihat dengan adanya AI maka tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk menggaji karyawan. Ini akan menyebabkan pengangguran massal akan terjadi secara serentak. Tidak semua pekerjaan bisa diambil alih oleh AI namun pekerjaan seperti customer service bisa jadi akan tergantikan.
2. Pelanggaran hak cipta dan privasi
Cara kerja AI adalah dengan mengumpulkan dan analisis data dalam skala yang sangat masif demi menghasilkan hasil yang akurat. Namun demikian, terkadang dalam proses pengumpulan data tersebut seringkali melanggar hak cipta dan privasi orang lain. Salah satu fenomena yang sedang marak sekarang ini adalah pembuatan ilustrasi gambar yang ternyata mencuri dari hasil karya seni ilustrasi orang lain tanpa adanya izin. Tidak hanya itu, bahkan sekarang AI sudah bisa menirukan wajah ataupun suara seseorang. Tentunya ini akan menjadi pelanggaran privasi yang sangat merugikan banyak belah pihak jika dibiarkan.
Baca juga: 5 hal Penting Jelang Akhir Tahun, Poin 3 Sering Terlupakan!
3. Misinformasi dan hoaks yang semakin beredar
AI memang bisa membantu meningkatkan kinerja seseorang atas kemudahan yang diberikan. Namun, ini menjadi fatal jika si pengguna menggunakannya tanpa bijak. Permasalahan yang sedang terjadi saat ini adalah anak-anak sekolah ataupun mahasiswa yang sengaja menggunakan AI untuk mengerjakan soal latihan atau bahkan ujian mereka karena rasa malas berpikir dan keinginan instan. Yang menjadi titik permasalahannya adalah informasi yang kita dapat dari AI biasanya tidak tertera sumbernya berasal dari mana, apakah rujukan tersebut valid atau sebatas gosip bahkan informasi hoaks. Jika ini terus dibiarkan mana tentunya akan terjadi penurunan kualitas SDM yang menyebabkan kemunduran umat manusia. Bahkan hingga titik dimana adanya kebiasan dalam informasi yang beredar di publik.
Lalu bagaimana kita mengantisipasi hal ini agar tidak terjadi? Salah satu solusinya adalah dengan adanya perundang-undangan yang ketat. Setiap perusahaan pendiri AI perlu mengikuti seluruh rangkaian syarat dan persetujuan yang rumit sehingga bisa menghalau terjadinya pelanggaran. Tidak hanya itu, kita sebagai pengguna juga harus mulai mempersiapkan diri dengan meningkatkan kemampuan diri. Dan jangan mencerna data yang dihasilkan AI secara mentah-mentah untuk menghindari ketergantungan terhadap AI. Secanggih apapun AI tentunya tidak akan bisa disamakan dengan kemampuan otak yang manusia miliki, namun hal ini hanya bisa direalisasikan jika kita sendiri mau mengubah diri kita menjadi lebih baik.
Yuk! Zakat, infak, dan sedekah bersama LAZ Al Azhar. Hadirkan kebahagiaan dan kebermanfaatan yang lebih luas. Klik di sini.