Dari Abu Hurairah bahwa Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda: "Doa kalian akan dikabulkan selama tidak berdoa (1) dengan dosa (2) memutus kekerabatan (3) tergesa-gesa. Dia akan berkata "Aku sudah berdoa tapi tidak dikabulkan" akhirnya dia meninggalkan doa." (HR Bukhari dalam Al Adab Al Mufrad)

Belakangan istilah berhijrah kerap terdengar dengan sikap meninggalkan keburukan dan kemaksiatan menuju pribadi yang semakin baik. Namun, bagaimana jika bukan ketenangan yang kita peroleh? Tapi, justru masalah dan kesulitan kerap datang saat setelah berhijrah. Tentu kita senantiasa dianjurkan untuk berprasangka baik kepada Sang Pencipta. Dengan menghadapi setiap masalah menjadi proses terbaik menuju kebahagiaan.

Bagaimana caranya agar kita bisa selalu sabar dengan cobaan yang Allah berikan? Yaitu dengan cara berhusnudzon kepada Allah atau berprasangka baik selalu kepada Allah SWT, dan minta tolonglah kepada Allah agar diberi kekuatan iman dalam menghadapinya, juga berbahagialah atas pahala yang Allah janjikan. Kemudian intropeksi diri bahwa dengan adanya musibah yang menimpa, membuat kualitas iman dan amal saleh kita menjadi lebih baik.

Seringkali kita mendengar kata-kata “Sabar juga ada batasnya!” Tidak sedikit orang yang mengucapkan hal tersebut, mungkin kita salah satunya. Kalau dilihat dari kaca mata manusia, wajar jika dikatakan sabar ada batasnya, karena manusia macam kita banyak keterbatasan, termasuk terbatas dalam segi mengatur emosi. Lalu apakah sabar juga ada batasnya?

Sabar berasal dari bahasa Arab, yaitu Ash-shabru yang berarti tahan. Dari makna kata tersebut bahwa sabar adalah sikap tahan lama, tahan banting, dan tak mudah hancur. Dengan kata lain sabar dapat diartikan sebagai sikap yang tidak lemah, semangat, dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi setiap ujian yang diberikan Allah Swt. Orang-orang yang sabar adalah mereka yang memiliki kemampuan mengendalikan emosi dan bersikap bijaksana dalam menghadapi keadaan yang terjadi. Lalu apa saja macam-macam sabar?

Bulan Ramadan disebut juga bulan kesabaran, Dikatakan demikian karena pada bulan ini umat Islam dilatih untuk bersabar melalui ibadah puasa. Menahan lapar adalah latihan sabar. Menahan dahaga adalah latihan sabar. Menahan untuk tidak berhubungan suami istri di siang hari bulan Ramadan adalah latihan sabar. Menahan agar tidak marah adalah latihan sabar. Menahan untuk tidak mengumpat adalah latihan sabar.