Depok — Di tengah gempuran bom dan duka yang membekap Gaza, suara selawat dan semangat solidaritas menggema dari sebuah sekolah di ujung selatan Kota Depok. SMP dan SMK Pondok Petir, Kecamatan Bojongsari, menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad saw yang dirangkaikan dengan aksi solidaritas untuk rakyat Palestina, Kamis, 15 Agustus lalu.

Menghabiskan waktu berjam-jam di kantor, selalu mengejar target, bahkan bekerja di akhir pekan. Apakah ini bukti dedikasi, atau justru tanda bahaya? Banyak orang mengira mereka hanya sedang bekerja keras, padahal sudah terjebak dalam gaya hidup workaholic. Jangan-jangan, kamu salah satunya?

Jakarta, (16/9) – Cuaca yang tak menentu tak menyurutkan tekad tim LAZ Al Azhar untuk tetap menyusuri ruas jalan dari Blok M hingga Cirendeu, Selasa siang. Dengan membawa puluhan paket sembako berisi telur, mereka mendatangi satu per satu pejuang keluarga yang tengah berjibaku mengais rezeki di jalanan ibu kota.

Dunia kerja belakangan ramai dengan istilah job hugging atau memeluk pekerjaan. Istilah ini mulanya muncul di Amerika Serikat, kini mulai dibahas oleh media Indonesia beberapa hari terakhir. Para pekerja terpaksa bertahan di pekerjaan yang tidak memuaskan, bukan sebagai bentuk loyalitas, melainkan sebagai strategi bertahan hidup di tengah ketidakpastian ekonomi dan biaya hidup yang makin tinggi.

Oyon, petani ulet dari Kampung Sukasirna, Desa Manggungsari, Kec. Rajapolah, lahir di Tasikmalaya pada 30 Agustus 1964. Ia bukan sekadar petani biasa, ia adalah simbol perjuangan yang tidak mengenal kata menyerah.

Bencana alam semakin sering terjadi dengan intensitas yang lebih tinggi mulai dari banjir bandang, gelombang panas, kekeringan ekstrem, kebakaran hutan hingga badai dahsyat. Fenomena ini bukan sekadar kebetulan, tetapi berkaitan erat dengan perubahan iklim global yang dipicu oleh berbagai aktivitas manusia. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami bukan hanya penyebabnya, tetapi juga langkah-langkah konkret yang dapat dilakukan untuk menghadapi dan meminimalkan dampaknya.

Bekasi, (16/9) – Di tengah pesisir Pantai Harapan Jaya, Kecamatan Muara Gembong, berdiri sebuah ruang sederhana yang kini menjelma pusat aktivitas warga: Saung Ilmu. Fasilitas yang dibangun oleh Sekolah Al Azhar Cikarang itu bukan sekadar tempat berkumpul, melainkan wadah pemberdayaan masyarakat lintas usia.

Dalam perjalanan karier, pasang surut adalah hal yang wajar. Ada kalanya semangat menurun, muncul rasa jenuh, atau karier terasa stagnan. Di titik ini, kamu mungkin mulai bertanya: “Kenapa karierku begini-begini saja, sementara orang lain sudah melesat?” Padahal, sudah bekerja keras, tapi rasanya tetap jalan di tempat.

Setiap beberapa tahun, dunia pendidikan Indonesia kembali “berganti baju” meluncurkan kurikulum baru dengan janji perbaikan mutu dan peningkatan daya saing siswa. Namun, di balik jargon-jargon perubahan itu, muncul pertanyaan yang tak kunjung reda: apakah kurikulum yang disiapkan saat ini benar-benar mempersiapkan siswa menjadi manusia unggul, atau justru menjadi kelinci percobaan dalam kebijakan yang terus berubah?

Di sudut sawah Priangan, hiduplah seorang lelaki paruh baya bernama Enceng Husin Efendi (54). Hari-harinya akrab dengan bau lumpur, terik matahari, dan harapan yang tumbuh bersama setiap bulir padi.