Ini kisah tentang Supriyanto (19), santri Rumah Gemilang Indonesia–sebelumnya adalah penambang batu–yang bermimpi jadi pengusaha restoran.
Masa kecil Supriyanto cukup memprihatinkan. Orang tua kandungnya pernah berkeinginan menghanyutkan ia ke sungai menggunakan keranjang. Padahal kala itu ia baru berusia beberapa hari. Beruntung baginya karena hal itu urung terjadi berkat ada orang baik yang ingin merawatnya dan menjadi orang tua sambung hingga sekarang.
Pemuda asal Desa Kemuning, Kab. Ketapang, Kalimantan Barat ini juga pernah bekerja di bawah teriknya matahari untuk membantu ibunya mencari batu di pertambangan. Banyak juga pekerjaan lain yang ia jalani mulai dari buruh di perkebunan kelapa sawit, pedagang kaki lima, hingga menjaga hewan ternak.
Meski kehidupannya keras, Supriyanto tidak melupakan pendidikannya. Ia sudah berhasil menyelesaikan SMA dan ingin lanjut ke jenjang kuliah, meski terkendala biaya.
Kegagalan untuk melanjutkan kuliah tak membuatnya kehabisan akal untuk belajar, berawal dari informasi seorang gurunya ia bisa mengikuti tes beasiswa di Rumah Gemilang Indonesia. Alhamdulillah, mungkin inilah rezeki Supriyanto, dari hampir seribu orang yang mendaftar ia menjadi salah satu santri pilihan untuk mengikuti diklat di RGI Kelas Kuliner Halal Yogyakarta.
Ia bercita-cita menjadi pengusaha restoran khusus olahan ikan air tawar. Tujuannya, ingin membalas semua jasa orang-orang terdekatnya yang telah membantu kehidupannya hingga saat ini, termasuk ingin mengangkat derajat keluarga.
“Jangan pernah berhenti berusaha untuk mengejar cita-cita walaupun banyak hal yang menghalangi kita,” ujar Supriyanto.