Semangat Tak Kenal Mundur: Palestina Berduka atas Gugurnya Yahya Sinwar

Semangat Tak Kenal Mundur: Palestina Berduka atas Gugurnya Yahya Sinwar


Eliyah
28/10/2024


“Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; sebenarnya mereka itu hidup, di sisi Tuhannya mendapat rezeki, mereka beregembira dengan karunia yang diberikan Allah kepadanya, dan bergirang hati terhadap orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” (QS. Ali-Imran: 169-170).

Belum lama warga Palestina diserang duka atas meninggalnya Ismael Haniyeh, kini kabar duka tersebut kembali terdengar dari sosok penting Yahya Sinwar. Yahya Sinwar adalah sosok yang lahir di Gaza dan terlibat aktif dalam perjuangan Palestina sejak muda. Dia merupakan salah satu pendiri Brigade Izz ad-Din al-Qassam, sayap militer Hamas. Selama kepemimpinannya, Sinwar berfokus pada penguatan kekuatan militer Hamas, sekaligus berusaha mendapatkan dukungan internasional untuk isu Palestina.

Kematian Yahya Sinwar yang terjadi pada Kamis, 10 Oktober 2024 lalu membuat Palestina merasa terpukul. Sebuah foto yang diambil di tempat kejadian perkara menunjukan Sinwar mengenakan perlengkapan tempur, tergeletak tewas di reruntuhan bangunan yang dihantam tembakan tank. Kematiannya menjadi momen krusial bagi masyarakat Palestina. Hal ini akan mempengaruhi banyak hal, salah satunya berkurangnya kepemimpinan yang terjadi di Politik Hamas. 

Baca juga: Palestina, Mengapa Bisa Dijuluki Bumi yang Diberkahi Allah Swt

Sinwar, yang dikenal karena ketegasannya dan pandangannya yang keras terhadap Israel, meninggal dunia dalam kondisi yang mengejutkan banyak pihak. Kematiannya membawa dampak langsung terhadap situasi di Gaza dan wilayah sekitarnya. Banyak analis memperkirakan bahwa kepemimpinan Hamas akan mengalami perubahan. Hal ini dapat memicu pergeseran kekuasaan di dalam organisasi, dengan kemungkinan munculnya pemimpin baru yang memiliki pandangan berbeda. Tapi faktanya, dikutip dari @CNNIndonesia kelompok milisi Hamas Palestina menyatakan tak akan ada pemimpin baru yang ditunjuk pasca kematian Yahya Sinwar. Kelompok milisi tersebut selanjutnya akan dipimpin oleh sebuah komite hingga pemilihan umum (pemilu) di Gaza digelar pada Maret mendatang.

Sementara itu, keadaan di Palestina sendiri masih sangat kompleks. Rakyat Gaza dan Tepi Barat terus berjuang dengan berbagai tantangan, mulai dari blokade yang berkepanjangan, kekurangan kebutuhan pokok hingga mereka diterpa kelaparan, kekurangan air, dan ketegangan yang terus meningkat dengan Israel. Keadaan Palestina belum baik-baik saja dan masih butuh dukungan dari seluruh negara yang peduli terhadap konflik kemanusiaan ini. Kabar duka yang terus terdengar dari pejuang-pejuang Palestina tidak akan menyurutkan semangat juang mereka. Cinta tanah air dan dukungan dari berbagai pihak akan terus menyalakan api semangat kemerdekaan.

Kematian Yahya Sinwar adalah sebuah babak baru dalam konflik yang sudah berlangsung lama. Dalam setiap perubahan, selalu ada harapan akan kedamaian dan keadilan yang lebih baik bagi Palestina untuk merdeka. Memperjuangkan kemerdekaan Palestina menjadi tugas kita bersama. Apa yang sudah kita berikan untuk saudara Palestina? Seberapa resahkah kita terhadap Genosida yang diluncurkan Israel!? Mari terus berharap dan mendukung usaha-usaha untuk menciptakan dunia yang lebih damai.


Yuk! Zakat, infak, dan sedekah bersama LAZ Al Azhar. Hadirkan kebahagiaan dan kebermanfaatan yang lebih luas. Klik di sini!

BACA JUGA