Dusun Puncu, tepat berada di lereng Gunung Kelud. Keindahan alamnya begitu menakjubkan, tanahnya subur, masyarakatnya ramah, juga generasi yang memiliki semangat untuk maju.
“Pak, gak buka les-lesan lagi?.” kata Salma, salah satu anak Laharpang.
Memang sejak pemerintah mengintruksikan sekolah-sekolah untuk melakukan kegiatan belajar mengajar dengan jarak jauh sebagai upaya menekan penyebaran virus Corona, anak-anak Dusun Puncu harus menghabiskan waktu belajarnya di rumah.
Seperti yang tertera pada Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor 9 Tahun 2020, sejumlah peraturan terkait pelaksanaan PSBB ditetapkan, salah satunya tentang peliburan sekolah. Kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah dihentikan sementara dan digantikan dengan media yang efektif.
Namun, tak semua sekolah dapat melakukan sistem belajar dari rumah dengan baik, khususnya bagi sekolah yang berada di daerah pelosok. Nuryakin bersama Aynut Dhobit berusaha menghidupkan kembali bimbingan belajar (bimbel) yang dulu sempat mandek. Mendukung semangat anak-anak di dusunnya untuk terus belajar.
Café Kelud menjadi tempat favorit anak-anak saat sore tiba. Di kedai kopi ini mereka menghabiskan waktunya untuk belajar bersama. Anak-anak dibimbing untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru di sekolah. Mereka merasa sangat senang dan terbantu dengan kegiatan bimbel di Sekolah Senja.
“Ide membentuk kelas senja ini bermula dari keresahan kami untuk memberikan kemerdekaan bagi anak-anak Laharpang agar tetap memperoleh hak mereka. Karena setiap anak berhak atas pendidikan yang sama, apalagi di kondisi seperti saat ini yang mengharuskan mereka belajar di rumah secara daring. Dengan segala keterbatasan di dusun kami, mereka pasti bisa menjadi generasi penerus yang gemilang nantinya,” ungkap Dhobit.
Sudah satu minggu lebih Sekolah Senja berjalan. Saat ini ada delapan anak yang mengikuti program ini. Mulai dari tingkat SD hingga SMP. Mereka didampingi tiga orang tutor. Nuryakin, Dhobit, dan Nabila salah satu pembimbing yang saat ini masih duduk di bangku SMA.
Selain tak memungut biaya, Sekolah Senja juga menyediakan wifi gratis. Fasilitas yang sangat membantu para siswa dalam belajar jarak jauh karena sinyal telekomunikasi sulit di desa yang berada di lereng Kelud tersebut. “Di sini wifi juga gratis untuk anak-anak kalau mau kirim tugas. Juga ada perpustakaan kecil bagi yang ingin baca-baca,” imbuhnya.