Sejarah Sumpah Pemuda di Indonesia

Sejarah Sumpah Pemuda di Indonesia


Siti Adidah
31/10/2023

28 Oktober 1928 adalah momentum yang sangat bersejarah bagi masyarakat Indonesia, karena pada hari itu terjadinya deklarasi Sumpah Pemuda dengan tujuan membakar semangat dan tekad untuk melawan penjajah. Momentum Sumpah Pemuda memberikan semangat dan harapan untuk kemerdekaan Indonesia. Momentum ini memiliki sejarah yang cukup lama dalam prosesnya. Pada saat itu, Indonesia masih dijajah oleh negara Belanda.


Sejarah Sumpah Pemuda dimulai pada Kongres Pemuda Indonesia Kedua. Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Indonesia Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat. 


Rapat pertama, Sabtu 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bondo (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari pemuda. Kemudian acara tersebut dilanjutkan dengan uraian Mohammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang memperkuat persatuan Indonesia, yaitu sejarah, bahasa, hukum, adat, pendidikan, dan kemauan.

Baca juga: Makna Memperingati Sumpah Pemuda

Rapat kedua, Minggu 28 Oktober 1928, di Gedung Oostjava Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro berpendapat bahwa anak harus mendapatkan pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah.


Pada rapat ketiga penutup, di Gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sebelum kongres ditutup, diperdengarkan terlebih dahulu lagu “Indonesia Raya” karya Wage Rudolf Supratman yang dimainkan dengan biola tanpa syair atas saran Sugondo. Lagu tersebut disambut meriah oleh peserta kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu kemudian diucapkan sebagai Sumpah Setia.


Teks Sumpah Pemuda kemudian dibacakan pada 28 Oktober 1928 yang bertempat di Jalan Kramat Raya nomor 106 Jakarta Pusat. Sekarang menjadi Museum Sumpah Pemuda. Pada waktu itu adalah milik seorang Tionghoa yang bernama Sie Kong Liong. 


Teks Sumpah Pemuda

Kami, putra-putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.

Kami, putra-putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Kami, putra-putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.


Sumpah pemuda ini melekat pada hati masyarakat Indonesia. Momen ini memberikan makna agar para pemuda-pemudi Indonesia senantiasa mencintai tanah air Indonesia.

BACA JUGA