Sudah menjadi aktivitas rutin setiap pagi, Mustakim (35) salah satu korban terdampak erupsi Semeru yaitu mengikat tanaman cabainya. Sosok ayah dari dua anak ini begitu semangat dalam bertani. Namun, letusan Gunung Semeru telah mengubur lahan pertanian miliknya seluas 1600 m persegi. Selain itu, rumahnya yang berada di Dusun Umbulan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang kini tersisa tinggal puing-puing.
”Saya sangat bersyukur, anggota keluarga saya masih diberikan keselamatan
oleh Allah Swt saat bencana itu terjadi,” kenangnya.
Baca juga: Kelompok Peternak Binaan LAZ Al Azhar Siapkan Hewan Kurban Terbaik
Menjadi seorang penyintas, tidak menjadikan Mustakim menyerah. Ia pun memilih untuk bangkit. Mustakim yang merupakan salah satu penerima manfaat Rumah Sehat Layak Huni dan Rumah Pembiayaan Pertanian (RPP) LAZ Al Azhar turut serta bergabung menjadi anggota KSM Semeru Gemilang. Menginjak dua tahun pascaerupsi Semeru 2021, Mustakim merintis kembali usaha bertani cabai.
”Mulanya saya menyewa lahan dengan memanfaatkan modal bantuan RPP dari LAZ
Al Azhar dan sisa tabungan pribadi supaya bisa membangkitkan perekonomiaan
keluarga. Alhamdulillah, sedikit demi sedikit mulai terlihat hasilnya,”
ujarnya.
Baca juga: Saung Ilmu Sukawangi Jadi Pusat Bakti Masyarakat SMP Islam Al Azhar 20 Cianjur
Saat ini, hasil panen yang diperoleh Mustakim sebanyak 1 ton cabai besar dengan harga per kilogramnya Rp. 55.000 dengan luas lahan kurang lebih 2.500 m persegi sehingga hasil tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhannya dan menjalankan usahanya kembali.
“Bencana Erupsi Semeru itu jadi suatu ujian bagi masyarakat sekitar, agar
semua pandai-pandai bersyukur ketika diberikan kenikmatan dan pandai-pandai
bersabar ketika di kasih cobaan," tambah Mustakim.