Merancang Masa Depan dari Keterbatasan: Santri RGI Belajar Mental Juara

Merancang Masa Depan dari Keterbatasan: Santri RGI Belajar Mental Juara


Sigit Nugroho
29/09/2025
10 VIEWS
SHARE

Depok, (29/9) – Di sebuah aula sederhana di Rumah Gemilang Indonesia (RGI) Kampus Sawangan, mata para santri itu berbinar. Mereka duduk rapat, sebagian menyimak lewat layar dari kampus cabang. Hari itu, 29 September, bukan sekadar pertemuan. Ada sebuah pesan besar yang dibawa: masa depan tak boleh kalah oleh keterbatasan.

Acara dibuka oleh Ulil Anshor, Manajer Program LAZ Al Azhar. Dengan suara tenang ia mengingatkan para santri agar menyerap setiap ilmu dan pengalaman narasumber. “Hidup mereka pernah bergelombang. Dari sana kita belajar bahwa masa depan bisa dipahat dengan tangan kita sendiri,” ucapnya.

Yang hadir sebagai narasumber adalah sosok yang berpengalaman di lintas profesi yaitu Intan Erlita. Dari panggung hiburan sebagai presenter dan model, kini ia menekuni jalan sebagai psikolog. Di hadapan para santri, ia menegaskan bahwa keterbatasan bukan alasan untuk berhenti bermimpi.
“Jangan budayakan mental malas,” katanya tegas. “Kelak, jadilah pribadi yang memberi. Mental juara adalah kunci yang membuat keterbatasan tidak lagi jadi batasan.”

Kata-kata Intan menyelinap ke ruang batin para santri. Ahmad, 20 tahun, salah satunya. Usai acara, ia tak kuasa menahan senyum optimis. “Saya belajar bahwa dari keterbatasan, kita bisa berusaha lebih keras. Saya yakin ilmu di RGI ini akan jadi bekal menuju masa depan,” ujarnya.

Lebih jauh, Intan menitipkan harapan pada RGI agar terus menjadi ruang tumbuh generasi muda. Tempat belajar, tempat menemukan percaya diri, dan tempat berangkat bagi pemuda yang menolak menyerah. “Dari RGI, lahir anak-anak muda yang bisa berdiri tegak, bahkan di tengah tekanan pengangguran,” katanya.

Hari itu, semangat berbagi dan bangkit menggema. Para santri belajar bahwa masa depan tidak menunggu mereka siap. Masa depan dirancang dari titik berangkat sekecil apa pun. Dan di RGI, keterbatasan tak lagi dianggap dinding, melainkan pintu untuk melangkah.

Perasaan kamu tentang artikel ini?

BACA JUGA