Nabi Sulaiman adalah seorang pemimpin yang adil dan bijaksana. Beliau adalah pemimpin besar Bani Israil yang telah mewarisi kerajaan ayahandanya. Beliau adalah nabi yang memiliki kelebihan dapat mengerti bahasa binatang. Kerajaan Nabi Sulaiman sangat luas dan besar. Allah menaklukkan angin untuk kendaraan Nabi Sulaiman dan Allah juga menaklukkan bangsa jin untuk tunduk pada Nabi Sulaiman.
Pada suatu hari, ketika Nabi Sulaiman dan tantara istananya sampai di lembah semut. Ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, “Wahai semut-semut! Masuklah kalian ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Nabi Sulaiman dan bala tentaranya. Mereka tidak menyadari kita.”
Nabi Sulaiman tersenyum lalu tertawa mendengar percakapan semut itu. Lalu Nabi Sulaiman berdoa, “Ya Allah, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepada kedua orang tuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai.”
Allah memberikan kekuasaan yang teramat besar kepada Nabi Sulaiman. Kerajaan Nabi Sulaiman memanjang dari Baitul Maqdis sampai perbatasan Yaman. Sungguh, beliau menjadikan kerajaan untuk menyeru pada ajaran Islam.
Pada suatu hari, ketika Nabi Sulaiman sedang bepergian bersama tantara dan burung Hudhudnya, tiba-tiba di pertengahan jalan, Nabi Sulaiman memeriksa burung Hudhud tidak ada. Nabi Sulaiman sempat ingin menghukum dan menyembelihnya, akan tetapi ketika Hudhud datang dan ia membawa berita yang sangat penting untuk Nabi Sulaiman, ia tidak jadi mendapatkan hukuman.
Baca juga: Catat, Ini Dia 10 Tanda Cinta Nabi!
Hudhud bercerita bahwa ia saat itu ada di Yaman, di sebuah negeri bernama Saba’. Di negeri tersebut ada seorang Ratu bernama Balqis. Ia dan penduduknya sedang menyembah matahari. Ratu Balqis amat kaya, ia memiliki singgasana yang terbuat dari emas dan intan berlian. Nabi Sulaiman yang mendengar penjelasan Hudhud itu sangat terkejut. Bagaimana mungkin di dunia ada manusia yang tidak menyembah Allah? Apalagi yang disembah adalah matahari yang tidak lain adalah ciptaan Allah. Untuk menguji kebenaran informasi, Nabi Sulaiman meminta Hudhud untuk memberikan surat kepada Ratu Balqis. Isinya adalah seruan untuk menyembah Allah.
Ketika surat tersebut sampai di tangan Ratu Balqis, ia heran siapa gerangan yang megirimkannya sepucuk surat istimewa itu. Ratu Balqis tertegun setelah membaca isi surat dari Nabi Sulaiman yang berisi seruan agar Ratu berhenti menyembah matahari, karena Allah Sang pencipta alam semestalah yang patut disembah. Kemudian, Ratu Balqis mengumpulkan para tokoh, penasehat, para menteri, dan pembantunya serta memperlihatkan surat tersebut kepada mereka sekaligus membaca isinya.
Setelah membaca surat dan mendengarkan nasihat dari para penasihat, Ratu Balqis memutuskan untuk mengirim utusan kepada Nabi Sulaiman dengan membawa hadiah emas dan berlian sebagai bujukan untuk menarik hati beliau.
Ketika rombongan Ratu Balqis datang membawa hadiah, Nabi Sulaiman menolaknya. Para utusan tersebut pulang kembali membawa hadiah tersebut dan menceritakan apa saja yang baru mereka saksikan berupa kemegahan kerjaan Nabi Sulaiman, bala tentara yang banyak, dan dahsyatnya kekuatan Nabi Sulaiman. Ratu Balqis tidak tersinggung dengan kemarahan Nabi Sulaiman.
Baca juga: Ashabul Kahfi, 7 Pemuda yang Tertidur Selama 309 Tahun
Keesokan harinya, Ratu Balqis datang kembali dengan pasukannya ke negeri Bani Israil. Akan tetapi hal itu sudah diketahui lebih dulu oleh Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman ingin memindahkan singgasana Ratu Balqis untuk menunjukkan kekuasannya. Maka seorang Saleh bernama Ashif bin Bharkaya menyanggupi untuk mendatangkan singgasana dengan sekedipan mata.
Ketika Ratu Balqis tiba, Nabi Sulaiman menyambutnya dengan ramah. Ratu terkejut ketika melihat kursi kerajaannya telah ada di istana Nabi Sulaiman. Ratu Balqis kagum dengan kehebatan Nabi Sulaiman. Ketika Ratu Balqis memasuki istana tersebut, ia mengangkat gaunnya. Ratu Balqis menyangka di lantai istana Nabi Sulaiman ada genangan air. Ia merasa sedikit malu, tetapi juga teramat kagum. Ketika melihat tanda-tanda menakjubkan ini, Ratu Balqis menyatakan masuk Islam dan menyudahi kesesatan yang telah ia lakukan. Ratu Balqis berkata, “Ya Allah, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Nabi Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam.”
Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah ini. Salah satunya yaitu mengenai harta dan kekuasaan yang dipergunakan hanya untuk kebaikan dan memperkenalkan agama Islam. Harta tidak akan pernah abadi, tetapi manusia bisa abadi karena kebaikannya.