Kisah ⁠Manusia Pilihan Menuju Langit Ketujuh

Kisah ⁠Manusia Pilihan Menuju Langit Ketujuh


Eliyah
17/09/2024

Tahukah kamu, pada zaman dahulu terdapat seorang manusia mulia yang terpilih untuk berkunjung ke langit ketujuh? Beliau merupakan manusia paling sempurna yang pernah Allah ciptakan di muka bumi, ialah Nabi besar kita Nabi Muhammad saw. Beliau merupakan manusia pertama yang diutus ke langit ketujuh untuk bertemu langsung dengan Allah swt. Kisah ini tercantum pada Al-Qur’an yang berbunyi:

“Mahasuci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (Q.S Al-Isra : 1).

Perjalanan ini dimulai dari rasa duka terdalam yang dirasakan oleh Nabi Muhammad saw atas rasa kehilangan dua orang terdekatnya, yaitu Khadijah istrinya dan Abu Thalib yang merupakan pamannya. Karena inilah Allah mencoba menghibur Rasulullah dengan Isra Mi’raj. Isra merupakan perjalanan Nabi yang berawal dari Makkah menuju Baitul Maqdis, Palestina, sedangkan Mi’raj merupakan perjalanan dari Baitul Maqdis menuju langit ketujuh. Yang membuat unik kisah ini adalah waktu tempuhnya yang begitu cepat dengan menggunakan Buraq yang merupakan kendaraan yang tingginya lebih dari kedelai tapi tidak melebihi bagal (keturunan dari keledai jantan dan kuda betina), setiap langkah kakinya akan meluncur sejauh mata memandang, kedua telinganya bergerak-gerak, dan jika menaiki gunung kakinya akan memanjang. 

Baca juga: Cinta Kasih: The Life of Prophet Muhammad

Seiring perjalanan menuju langit ketujuh, Rasulullah saw bertemu dengan para nabi-nabi terdahulu, yaitu Nabi Adam di langit pertama, Nabi Yahya dan Nabi Isa di langit kedua, Nabi Yusuf di langit ketiga, Nabi Idris di langit keempat, Nabi Harun di langit kelima, Nabi Musa di langit keenam, dan Nabi Ibrahim di langit ketujuh. Setelah itu Rasulullah saw juga diperlihatkan tempat yang lebih tinggi dari ketujuh langit tersebut ialah Sidratul Muntaha yang merupakan sebuah pohon seroja sebagai penanda batasan terjauh di surga ketujuh. Pada perjalanan ini pula Allah menurunkan perintah kepada kaum muslimin untuk melaksanakan sholat fardu lima waktu.

Sebagai manusia biasa, mungkin perjalanan ini terdengar seperti bualan belaka. Namun kita sebagai muslim tentunya harus mempercayai kisah ini sebagai bukti dari kebesaran Allah swt. Fakta kebenaran kisah ini juga ditegaskan dengan respon Abu Bakar sendiri yang menyatakan bahwa Rasulullah saw tidak akan pernah berbohong. Dari kisah inilah kita diuji mengenai keimanan kita atas kuasa Allah.


Yuk! Zakat, infak, dan sedekah bersama LAZ Al Azhar. Hadirkan kebahagiaan dan kebermanfaatan yang lebih luas. Klik di sini.

BACA JUGA