Urine kelinci, cairan ajaib yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida alami dan pupuk organik. Jenis pestisida ini menjadi populer di kalangan petani organik karena dinilai efektif, ramah lingkungan, dan mudah untuk diperoleh. Hal ini pun menjadi inovasi bagi Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Mekar Harum Berdikari untuk membuat pestisida alami dari urine kelinci, Sabtu, (26/10).
Berlokasi di Rumah Bioteknologi, anggota KSM Mekar Harum Berdikari, Desa Waringinsari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, Jawa Barat, para petani yang didampingi langsung oleh Ahmad Syawaludin dari Lumbung Bumi Nusantara dan Dai sahabat masyarakat (Dasamas) LAZ Al Azhar, Kriskama melakukan pembuatan pestisida dan juga penyuluhan terkait pertanian.
Kriskama, mengatakan urine kelinci merupakan cairan yang mampu memberikan suplai nitrogen yang cukup tinggi bagi tanaman, hal ini disebabkan oleh tingginya kadar nitrogen yang terdapat didalamnya.
”Penggunaan pestisida jenis ini tentu banyak sekali manfaatnya, selain alami penggunaan urine kelinci juga ramah lingkungan, rendah biaya, bahkan bisa meningkatkan kesehatan tanaman,” ujarnya.
Baca juga: LDKM Al Azhar 9 Kemang Pratama: Membentuk Karakter Kepemimpinan dan Kepedulian Sosial
Adapun langkah pembuatan pestisida dari urine kelinci dimulai dari pengumpulan urine dan dimasukan ke dalam wadah tertutup dengan ditambahkan sedikit gula merah atau EM4 untuk mempercepat proses fermentasi. Tutup rapat wadah dan diamkan selama satu sampai dua minggu agar proses fermentasi sempurna. Selanjutnya, campurkan urine tersebut dengan air bersih dalam perbandingan 1:10 (1 bagian urine kelinci dan 10 bagian air). Tahap selanjutnya, semprotkan cairan ini pada tanaman setiap satu sampai dua minggu sekali pada bagian batang dan daun yang rawan terkena hama.
Selain kegiatan pembuatan pestisida alami, anggota KSM Mekar Harum Berdikari juga melakukan penyuluhan pertanian dengan tujuan menguatkan mindset bisnis, produk yang akan dikembangkan, dan penyerahan gabah dari para anggota ke lumbung pangan.
Desa Waringinsari menjadi salah satu desa binaan LAZ Al Azhar yang berkolaborasi dengan Bank Indonesia dalam melakukan pemberdayaan pada klaster ketahanan pangan. Dikenal dengan nama Program Desa Berdikari, diharapkan masyarakatnya dapat mandiri dan mampu memaksimalkan potensi sumber daya yang ada di wilayahnya.