Pada zaman Rasulullah saw., hidup seorang sahabat yang bernama Abdurrahman bin Auf. Selain dikenal karena kepatuhannya kepada Rasulullah, Abdurrahman bin Auf juga dikenal karena kekayaannya, dan dia selalu mendermakan kekayaannya di jalan Allah. Abdurrahman bin Auf selalu mendermakan hartanya dengan ikhlas demi menegakkan agama Allah.
Diceritakan suatu hari pada perang Uhud, Rasulullah saw sedang bersama beberapa sahabatnya, termasuk Abdurrahman bin Auf. Ketika itu, Rasulullah menyampaikan pidatonya, “Wahai manusia, bersedekahlah! Sebab aku ingin mengirimkan pasukanku.”
Mendengar hal tersebut, Abdurrahman bin Auf pun bergegas pulang ke rumahnya untuk mempersiapkan hartanya untuk diinfakkan. Setelah kembali pada tempat perkumpulan dengan Rasulullah, Abdurrahman bin Auf pun berkata, “Ya Rasulullah, hamba mempunyai 4.000 dirham. Separuhnya kupinjamkan di jalan Allah dan sisanya kutinggalkan untuk keluargaku.”
Baca juga: Kisah Rasulullah dan Anak Yatim yang Lusuh
Hal yang sama juga terjadi sebelum perang Tabuk. Rasulullah memerintahkan para sahabatnya untuk menginfakkan hartanya demi menegakkan agama Islam. Pada saat itu, tidak tanggung-tanggung, Abdurrahman bin Auf memberikan semua harta kekayaannya demi tegaknya agama Islam. Melihat sikap Abdurrahman bin Auf itu, Umar bin Khattab kemudian berkata kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, sesungguhnya Abdurrahman bin Auf telah menyakiti keluarganya karena tidak meninggalkan sesuatu apa pun untuk keluarganya itu."
Mendengar perkataan Umar, Rasulullah pun bertanya kepada Abdurrahman bin Auf, “Apakah engkau telah menyisakan sesuatu untuk keluargamu?”
Abdurrahman bin Auf menjawab, “Sudah, yang kuberikan kepada keluargaku jauh lebih banyak daripada apa yang kuinfakkan.”
Rasulullah saw bertanya, “Apakah itu dan berapa jumlahnya?”
Abdurrahman bin Auf menjawab, “Yaitu rezeki, kebaikan, dan pahala yang telah dijanjikan oleh Allah Swt., dan Rasull-Nya.”
Baca juga: Kisah Thalhah bin Ubaidillah, Sahabat Pemberani yang Dijamin Masuk Surga
Kisah ini memberikan banyak hikmah kepada kita bahwasannya ketika kita bersedekah karena Allah Swt., maka Allah akan membalas dengan berlipat ganda. Dalam hal ini, kita juga disadarkan bahwa setiap rezeki yang kita miliki ada hak orang lain di dalamnya. Kedermawanan sahabat Rasulullah ini bisa dijadikan contoh, bagaimana sikapnya yang tidak takut miskin karena menyedekahkan hartanya. Ia mengetahui balasan orang yang bersedekah itu sangat besar.
Bersedekah bisa dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja. Kita tidak perlu menunggu kaya untuk bersedekah karena sedekah itu banyak sekali macamnya dan sesuai dengan kemampuan kita sebagai hamba. Selain dapat mencegah sikap sombong, bersedekah juga dapat menghapus dosa. Hal ini sejalan dengan hadis riwayat At-Tirmidzi, “Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air itu memadamkan api.”