“Aku
tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”
(Q.S Az-Zariyat: 56).
Iman
artinya kepercayaan yang melekat dalam hati dengan penuh keyakinan tanpa
bercampur keraguan, dan memberikan pengaruh baik dalam pandangan hidup, tingkah
laku, dan kehidupan sehari-hari. Seseorang yang beriman adalah mereka yang
menjalankan kewajiban-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Akan tetapi, iman manusia
seringkali naik turun; kadang di atas, kadang-kadang di bawah (futur).
Keimanan
seseorang seringkali diuji oleh banyak keadaan, maka dari itu kita harus selalu
berusaha menjaga keistiqomahan dalam beramal saleh. Amalan yang bisa dilakukan
itu banyak sekali, tinggal bagaimana kita mau melakukannya atau tidak. Ini juga
bagian dari ujian karena seringkali kita kalah dengan nafsu kita sendiri karena
lemah akan godaan setan.
Setiap
melakukan amalan, seringkali kita merasa semangat, dan rasa semangat itu juga
kadang memudar. Adakalanya kita sebagai manusia biasa merasa malas untuk
melakukan amal saleh. Bagaimana agar kita tetap istiqomah dan tidak terjangkit
rasa malas dalam beribadah? Salah satu solusinya adalah paksakan diri untuk
berbuat kebaikan, dan yang kedua lakukanlah amalan sesuai dengan kemampuan.
Sebagaimana dijelaskan dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim.
“Wahai sekalian manusia, kerjakanlah amalan-amalan sesuai dengan kemampuan kalian. Sesungguhnya Allah tidak bosan sampai kalian bosan. Dan sungguh, amalan yang paling dicintai oleh Allah yaitu yang dikerjakan secara terus menerus walau sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Baca juga: Berbuat Baik Bisa Menularkan Kebaikan juga Loh!
Seperti
inilah amalan yang Allah cintai, yakni terus menerus meski sedikit. Bukan
berarti kita tidak boleh beramal saleh banyak-banyak, akan tetapi menjaga keistiqomahan
itu tidak mudah. Maka dari itu, lakukan amalan sesuai dengan kemampuan kita
tetapi rutin. Misalnya, ketika kita baru belajar untuk bisa rajin dalam salat duha,
lakukan saja semampunya. Jika sehari hanya mampu dua rakaat, lakukanlah dan
rutin. Kalau sekiranya sudah terbiasa, barulah ditambah lagi rakaatnya. Begitu
seterusnya. Dan hal ini tentu berlaku juga untuk amalan-amalan yang lain.
Salah
satu tanda diterimanya amalan adalah ketika amalan tersebut membuahkan
amalan-amalan yang lain dan menjadikan kita pribadi yang lebih baik lagi setiap
harinya.