Jakarta, (21/11) — Suasana Masjid Agung Al Azhar pada Kamis malam terasa berbeda. Selepas Isya, para jamaah mulai dari karyawan yang baru pulang kerja, anak muda, hingga para orang tua berkumpul untuk mengikuti kajian IMANity, sebuah ruang belajar yang dirancang untuk menghidupkan kembali hati dan menenangkan batin setelah hari yang panjang.
Kajian yang digagas sebagai program rutin malam Sabtu ini diinisiasi oleh Wakaf Al Azhar sebagai upaya meramaikan masjid sekaligus menjadi “recharge iman” bagi siapa pun yang hadir.
Ustadz Muhammad Assad hadir membawakan materi bertema “Kenapa Allah?” Sebuah pertanyaan yang sederhana, tetapi menyentuh sisi terdalam kehidupan kita.
Dalam penyampaiannya, Ustadz Assad mengajak jamaah merenungkan rasa “jauh dari Allah” yang sering muncul di tengah kesibukan sehari-hari. Beliau mengatakan bahwa bukan Allah yang menjauh dari manusia, tetapi kitalah yang tanpa sadar memalingkan hati.
"Allah tidak pernah meninggalkan hamba-Nya. Kita saja yang terlalu sibuk, terlalu cemas, terlalu penuh urusan dunia, sampai lupa berhenti sejenak untuk kembali. Untuk beribadah. Untuk meminta. Untuk berdoa," ujarnya. Kata-katanya membuat banyak jamaah terdiam, meresapi kalimat yang sederhana namun sangat dekat dengan pengalaman mereka.
Rayan, Direktur Wakaf Al Azhar yang menginisiasi program IMANity, menjelaskan makna di balik nama kegiatan ini."IMANity berasal dari kata Iman dan Humanity. Harapannya, kajian ini bukan hanya menambah ilmu, tapi juga menggerakkan kita untuk berubah. Kalau iman kita terisi, maka perilaku dan dampaknya akan mengalir ke sekitar baik untuk diri sendiri maupun orang lain," tuturnya.
Ia menambahkan bahwa kegiatan ini didesain untuk menjadi ruang aman bagi siapa saja yang ingin kembali memperbaiki diri perlahan, tanpa merasa dihakimi, tanpa merasa terlambat.
Program ini akan terus hadir setiap malam Sabtu, menjadi jeda spiritual bagi para karyawan, jamaah, dan masyarakat yang ingin memperbaiki diri sedikit demi sedikit. Karena pada akhirnya, perjalanan menuju Allah bukan tentang seberapa cepat kita melangkah, tetapi seberapa konsisten hati kita kembali pada-Nya.