Hari Santri Nasional: Peran Santri Zaman Now di Era Digital

Hari Santri Nasional: Peran Santri Zaman Now di Era Digital


Risdawati
22/10/2025
22 VIEWS
SHARE

Di tengah derasnya arus digitalisasi dan kemajuan teknologi, peran santri tak lagi terbatas pada dunia pesantren semata. Kini, santri dituntut untuk mampu menyeimbangkan kedalaman ilmu agama dengan kecakapan dalam menghadapi era digital yang serba cepat dan dinamis. Generasi santri zaman now bukan hanya penjaga tradisi keislaman, tetapi juga agen perubahan yang bisa berkontribusi positif melalui media sosial, teknologi informasi, dan dunia kreatif digital. Maka, menjadi santri hari ini berarti siap menjawab tantangan zaman dengan tetap menjaga nilai-nilai luhur yang diajarkan para kiai.

Definisi Santri Zaman Now dan Tantangan di Era Digital

Secara umum, santri adalah pelajar yang menuntut ilmu di lembaga pendidikan seperti pesantren. Di masa lalu, menjadi santri identik dengan kehidupan sederhana di pesantren, belajar kitab kuning, dan mendalami ilmu agama di bawah bimbingan para kiai. Namun kini, zaman telah berubah. Teknologi hadir di hampir setiap aspek kehidupan, dan santri pun ikut menyesuaikan diri. Santri zaman now tak hanya fasih membaca kitab, tapi juga lihai berselancar di dunia digital. Mereka mulai terlibat aktif di media sosial, membuat konten dakwah yang edukatif, bahkan membangun bisnis berbasis syariah.

Karakter mereka pun ikut berkembang lebih kreatif, terbuka, dan cepat beradaptasi, meski tetap berakar pada nilai-nilai moral dan akhlak mulia. Di masa lalu, santri berjuang mengangkat senjata untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Hari ini, perjuangan itu berganti bentuk: menjadi pejuang dakwah digital, pelopor literasi, penggerak ekonomi umat, hingga penjaga etika di tengah derasnya arus informasi. Peran santri memang tak pernah padam. Ia hanya berubah wajah, menyesuaikan zaman, tanpa kehilangan jati diri.

Saat ini, banyak santri yang aktif berdakwah melalui media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube dengan menyajikan konten-konten islami yang ringan namun bernilai. Sebagian lainnya menjadi penulis buku, podcaster islami, hingga pebisnis muda yang membangun usaha halal berbasis digital. Tak sedikit pula yang membentuk komunitas literasi dan dakwah online, yang menjangkau kalangan anak muda di luar pesantren. Kehadiran mereka menjadi bukti bahwa santri bisa menjadi agen perubahan tanpa kehilangan identitasnya sebagai penjaga nilai dan moral.

Hari Santri Nasional

Perubahan peran santri dari masa ke masa inilah yang menjadi alasan pentingnya kita memperingati Hari Santri Nasional setiap tanggal 22 Oktober. Hari Santri bukan sekadar seremoni, melainkan momen refleksi untuk mengenang perjuangan para santri terdahulu sekaligus meneguhkan semangat santri masa kini dalam mengisi kemerdekaan. Hal ini sesuai dengan tema Hari Santri Nasional yaitu “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia.”

Melalui Hari Santri, kita diajak untuk melihat bahwa identitas santri tidak hanya hidup di masa lampau, tapi juga terus tumbuh dan berkontribusi nyata di era modern. Baik lewat dakwah digital, gerakan sosial, maupun inovasi di berbagai bidang, santri tetap menjadi bagian penting dalam menjaga nilai-nilai keislaman sekaligus membangun Indonesia yang lebih baik.

Menjadi santri di era digital bukanlah tentang meninggalkan tradisi, melainkan bagaimana memadukan nilai-nilai pesantren dengan kecakapan modern. Santri zaman now adalah mereka yang siap berdakwah lewat cara-cara baru, memperjuangkan kebenaran di ruang digital, serta berkontribusi aktif dalam membangun masyarakat. Hari Santri bukan hanya milik masa lalu, tapi juga milik generasi kini, para santri yang terus bergerak, berpikir, dan berbuat demi Islam dan Indonesia.

Perasaan kamu tentang artikel ini?

BACA JUGA