Waspada Panas Ekstrem, Ini Penjelasan Ilmiah dan Pandangan Islamnya

Waspada Panas Ekstrem, Ini Penjelasan Ilmiah dan Pandangan Islamnya


Risdawati
20/10/2025
30 VIEWS
SHARE

Beberapa hari terakhir, masyarakat Indonesia sering membahas cuaca panas ekstrem yang sedang melanda. Bahkan di beberapa kota-kota seperti Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Semarang dan beberapa daerah di Bali serta Nusa Tenggara mencatat suhu lebih tinggi dari rata-rata yakni 32–37 derajat Celsius. Cuaca ekstrem ini tidak hanya dirasakan pada pagi dan sore hari saja, malam pun suhu udara menjadi panas. Lantas, mengapa suhu bisa meningkat sedemikian tinggi?

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena panas yang terjadi saat ini bukan disebabkan oleh satu gelombang panas global semata, melainkan merupakan hasil perpaduan antara kondisi atmosfer lokal dan gerak semu matahari. Faktor tersebut meningkatkan intensitas radiasi matahari dan disertai tutupan awan yang tipis di sejumlah wilayah. Selain itu, pengaruh monsun Australia yang diperkirakan bertahan hingga akhir Oktober atau awal November 2025 turut memperkuat kondisi cuaca panas ini.

Dalam pandangan Islam, fenomena alam seperti panas terik, hujan, angin kencang, atau bencana bukanlah kejadian tanpa makna. Semua merupakan bagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah dan pengingat bagi manusia agar lebih bijak dalam menjaga bumi. Dalam Al-Quran, Allah Swt berfirman:

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum: 41). 

Ayat tersebut mengingatkan bahwa perubahan kondisi alam seringkali berkaitan erat dengan bagaimana manusia memperlakukan lingkungannya. Ketika eksploitasi berlebihan, polusi, dan kerusakan alam dibiarkan, maka dampaknya akan kembali kepada manusia sendiri. Karena itu, Islam mendorong pola hidup berkelanjutan seperti hemat energi, tidak boros air, menanam pohon, dan menjaga lingkungan agar tetap seimbang.

Menghadapi cuaca panas, masyarakat perlu mewaspadai berbagai risiko yang dapat ditimbulkan, seperti dehidrasi, kelelahan, paparan sinar UV tinggi, bahkan heatstroke. Oleh karena itu, langkah pencegahan sangat penting dilakukan agar tidak ada korban yang jatuh akibat paparan suhu ekstrem ini. 

Beberapa langkah sederhana dapat dilakukan untuk mencegah risiko akibat cuaca panas, di antaranya:

1. Jaga cairan tubuh: Minum air yang cukup secara teratur dan jangan tunggu haus untuk mulai minum

2. Lindungi kulit dan mata: Gunakan topi, payung, kacamata hitam atau pakai tabir surya saat beraktivitas di luar

3. Hindari aktivitas berat di luar ruangan: Terutama pada pukul 10.00–15.00, saat radiasi matahari paling tinggi

4. Gunakan pakaian yang nyaman dan longgar: Pilih bahan yang menyerap keringat seperti katun dan hindari pakaian gelap yang menyerap panas

5. Perhatikan kelompok rentan: Seperti anak-anak, lansia, dan orang dengan penyakit tertentu. Mereka lebih mudah mengalami dehidrasi dan heatstroke

6. Kenali tanda-tanda heatstroke dan kelelahan akibat panas: Misalnya pusing, mual, kulit kemerahan, jantung berdebar, atau pingsan. Jika muncul gejala, segera cari pertolongan medis.

Itulah sejumlah langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegah berbagai risiko akibat cuaca panas ekstrem. Fenomena ini bukan hanya persoalan cuaca, tetapi juga cermin bagaimana manusia berinteraksi dengan alam. Suhu panas yang kian meningkat menjadi pengingat bahwa menjaga keseimbangan lingkungan bukan sekadar wacana, melainkan tanggung jawab bersama.

Dalam perspektif Islam, cuaca panas bukan hanya soal suhu dan kenyamanan fisik, tetapi juga tanda kekuasaan Allah yang mengajak manusia untuk lebih sadar akan pentingnya merawat bumi sebagai amanah. Lebih dari itu, panas yang kita rasakan hari ini juga menjadi refleksi spiritual untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan akhirat, tempat panas yang sesungguhnya jauh lebih dahsyat.

Dengan menjaga lingkungan, menerapkan pola hidup berkelanjutan, dan meningkatkan keimanan, kita tidak hanya melindungi diri dari dampak cuaca ekstrem, tetapi juga menunaikan peran kita sebagai khalifah di muka bumi.

Perasaan kamu tentang artikel ini?

BACA JUGA