Tanpa Iman, Isra Mikraj Hanya Mimpi

Tanpa Iman, Isra Mikraj Hanya Mimpi


Eliyah
30/01/2025
4 VIEWS
SHARE

Sejak semula, perjalanan Isra Mikraj menjadi peristiwa yang fenomenal dan kontroversial di zaman Rasulullah. Mengapa fenomenal? Karena kisah tersebut hanya terjadi pada saat itu dan tidak akan pernah terjadi lagi di masa depan. Itulah mengapa peristiwa ini menjadi sangat penting dan diperingati sebagai peristiwa besar di kalangan umat muslim. Mengapa kontroversial? Karena pada zaman Rasulullah, Isra Mikraj dianggap sebuah kebohongan atau cerita fiksi oleh orang-orang yang tidak percaya kepada Rasulullah. Mereka banyak yang merasa bahwa Isra Mikraj adalah suatu perjalanan yang tidak masuk di akal. Tanpa iman, perjalanan Isra Mikraj dianggap angan-angan.

“Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.” (Q.S Al-Isra’: 1).

Baca juga: Isra Mikraj dan Hikmahnya

Isra Mikraj adalah sebuah momentum besar umat muslim, karena peristiwa ini menjadi perjalanan Rasulullah saw dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan ke langit ketujuh. Tujuannya adalah untuk menerima perintah salat lima waktu dari Allah Swt. Inilah kemudian menjadi bentuk keimanan umat muslim dalam mengimani Allah dan Rasulnya melalui ayat Al-Qur’an yang diturunkan tentang Isra Mikraj. Hal itu menjadi pembuktian bahwa Isra Mikraj adalah sebuah kejadian yang pasti terjadi, pasti benar, tak ada keraguan sama sekali meskipun akal manusia tidak dapat menjangkau. Setiap peristiwa yang terjadi di dunia ini tidak selalu mampu dibuktikan dalama ilmu sains. Oleh karenanya, ketika akal manusia tidak mampu mencapai itu, maka leburkanlah pada keimanan.

Isra Mikraj bukan sekadar mendapatkan perintah salat lima waktu, perjalanan tersebut juga bagian dari perjalanan Rasulullah bertemu dengan para nabi terdahulu seperti Nabi Adam, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi Ibrahim, juga melihat sebagian dari kebesaran Allah Swt, serta mendapatkan pesan dari para nabi untuk penyebaran Islam. 

Peristiwa ini kemudian memberikan banyak hikmah kepada kita. Salah satunya memahami kebesaran Allah Swt, ketangguhan dalam berdakwah, memahami akan pentingnya salat lima waktu, dan meningkatkan kualitas diri di hadapan Allah Swt.


Yuk! Zakat, infak, dan sedekah bersama LAZ Al Azhar. Hadirkan kebahagiaan dan kebermanfaatan yang lebih luas. Klik di sini.

Perasaan kamu tentang artikel ini?

BACA JUGA