Hadirnya Dasamas (Da’i Sahabat Masyarakat) menjadi penggerak program pemberdayaan ekonomi masyarakat yang dijalankan oleh LAZ Al Azhar. Mengemban amanah menjadi seorang Dasamas bukanlah hal yang mudah. Selama 24 jam ia dituntut untuk siap siaga membersamai masyarakat di desa binaan. Dasamas memiliki peran yang kompleks untuk mengemban amanah dalam mendampingi masyarakat.
Dasamas LAZ Al Azhar menjalankan peran sebagai agent of change membawa perubahan menuju sisi positif dengan menjalankan berbagai kegiatan pemberdayaan, salah satunya di bidang ekonomi masyarakat. Agus Caesario (35), menjadi salah satu Dasamas yang bergabung sejak tahun 2021.
Setelah melakukan pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh LAZ Al Azhar di Tasikmalaya selama lima hari, Agus mendapat pencerahan dan wawasan yang komprehensif tentang bagaimana tugas dan peran sebagai Dasamas. Menurutnya, banyak ilmu yang didapat mulai dari alur skema program sampai dengan metode terapan dalam melakukan pendampingan.
”Amanah pertama yang saya emban adalah menjadi pendamping program yang bekerjasama dengan Kementerian Agama, yaitu program Pemberdayaan Ekonomi Umat KUA Percontohan Kemenag RI yang berlokasi di Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur,” ujarnya.
Baca juga: LAZ Al Azhar Bangun Sarana Sanitasi Layak di Kampung Mualaf Desa Jayasari
Program kolaborasi ini berjalan selama tiga tahun dari Desember 2021 hingga Desember 2023. Dengan mendampingi 10 penerima manfaat pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang dipilih langsung oleh pihak KUA, Agus menerapkan model pendampingan dengan skema pemberdayaan LAZ Al Azhar yaitu dengan mengimplementasikan program Sejuta Berdaya. Di antaranya dibentuknya kelompok dan kepengurusan, adanya norma kelompok seperti perkumpulan rutin, tabungan anggota dan dana tabarru’. Kemudian, dilakukan monitoring dan evaluasi serta kunjungan rutin pendamping bersama pelaku usaha.
”Begitu banyak potensi di bidang ekonomi yang bisa dikembangkan di wilayah Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur ini, salah satunya dengan memaksimalkan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Pondok Kopi,” katanya.
Program yang di jalankan yaitu Bunda Sejati yang bersinergi antara LAZ Al Azhar bersama Salam Jamiyyah dan Paragon. Aset untuk pengguliran pembiayaan berasal dari Salam Jamiyyah yang digulirkan kepada delapan anggota pertama. Dari perputaran aset tersebut, saat ini KSM Pondok Kopi Gemilang sudah mempunyai 16 anggota. Sedangkan aset dari Paragon digunakan untuk pengembangan program yaitu dengan membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) dengan jenis usaha agen sembako beras dan telur. Saat ini, aset KUB sudah berkembang terdiri dari aset uang, aset peralatan, dan aset inventori.
Selain fokus pendampingan di KSM Pondok Kopi Gemilang, Agus juga ikut mengawal program Kampung Zakat di Desa Ciladaeun, Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak, Banten.