Dari Zakat sampai Anti-Riba: Resep Islam Hadapi Gejolak Ekonomi

Dari Zakat sampai Anti-Riba: Resep Islam Hadapi Gejolak Ekonomi


Risdawati
30/09/2025
7 VIEWS
SHARE

Banyak orang mengenal Islam sebagai agama yang fokus pada ibadah dan akhlak. Padahal, Islam juga mengatur berbagai aspek kehidupan lainnya, termasuk urusan sosial dan ekonomi. Islam hadir sebagai panduan hidup yang menyeluruh bukan cuma soal hubungan dengan Allah, melainkan bagaimana bersikap dan bertahan dalam kehidupan sehari-hari.

Di masa sekarang, banyak orang sedang menghadapi tantangan ekonomi. Mulai dari naiknya harga kebutuhan pokok, pemutusan hubungan kerja (PHK), sampai krisis keuangan keluarga. Di tengah kondisi seperti ini, ajaran Islam ternyata punya solusi praktis dan relevan.

Islam memberikan panduan keuangan yang bisa diterapkan, terutama saat menghadapi masa sulit. Prinsip-prinsip ini bukan cuma sekadar nasihat, melainkan strategi nyata untuk menjaga kestabilan finansial dan memperkuat solidaritas sosial. Berikut beberapa di antaranya:

1. Mendahulukan Kebutuhan Utama

Nabi Muhammad saw menekankan pentingnya memenuhi kebutuhan dasar terlebih dahulu sebelum memikirkan hal-hal pelengkap. Dalam Islam, kebutuhan utama seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal dianggap sebagai fondasi penting dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Kita bisa membuat daftar belanja bulanan yang berisi kebutuhan pokok dan hindari membeli barang-barang yang tidak diperlukan.

Baca Juga: Merdeka Finansial Ala Islam: Optimalkan Zakat, Infak, dan Sedekah

2. Hidup Sederhana dan Tidak Berlebihan

Islam mengajarkan umatnya untuk tidak berlebihan dan hidup dalam batas kemampuan. Rasulullah saw mencontohkan hidup sederhana dan menghindari pemborosan. Dengan begitu saat masa sulit, seseorang tetap bisa mengelola keuangan dengan bijak. Selain itu, hidup sederhana menjadi kunci untuk menjaga hati agar tidak terikat dengan harta dunia.

3. Berzakat dan Bersedekah

Meski dalam kesulitan, Islam menganjurkan untuk tetap berbagi. Zakat dan sedekah tidak hanya membersihkan harta, tetapi juga membantu menguatkan solidaritas sosial dan meringankan beban sesama yang juga terdampak krisis. Hal ini juga menjadi wujud mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepada kita.

4. Hindari Riba dan Gharar

Fondasi strategi finansial Islam adalah menghindari dua penyakit utama yang sering memperburuk kesulitan: riba (bunga) dan gharar (ketidakjelasan). Keduanya bisa menjerumuskan seseorang ke dalam jeratan utang yang tidak adil atau transaksi yang merugikan karena tidak transparan, sehingga membuat kondisi keuangan semakin lemah.

5. Berinvestasi dengan Bijak

Rasulullah saw mendorong umatnya untuk berinvestasi, terutama dalam bidang perdagangan. Sebab berdagang menjadi salah satu cara yang baik untuk mengembangkan harta secara halal. Di era modern ini, prinsip ini bisa diterapkan lewat investasi halal seperti emas, properti, atau reksadana syariah. Yang penting, pahami risiko dan keuntungannya, agar investasi mendukung tujuan finansial tanpa keluar dari jalur syariah.

Baca Juga: Mana yang Lebih Baik, Investasi Emas atau Saham?

6. Berusaha dan berdoa

Islam mendorong umatnya untuk tetap berusaha maksimal dengan cara halal, sambil berdoa memohon keberkahan dan kemudahan dari Allah Swt. Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa “Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri” (QS. Ar-Ra’d: 11).

 Artinya, meskipun sedang dalam masa sulit, umat Islam tetap dianjurkan untuk mencari nafkah dengan cara yang halal dan tidak menyerah pada keadaan. Berdoa juga menjadi bentuk tawakal dan ketergantungan kita pada Allah. Usaha tanpa doa bisa membuat kita sombong, sementara doa tanpa usaha membuat kita lalai. Kombinasi keduanya akan membawa ketenangan hati dan keberkahan rezeki, meskipun dalam kondisi serba terbatas.

Dalam menghadapi tekanan hidup, Islam tidak hanya menjadi tempat kembali untuk mencari ketenangan spiritual, tetapi juga menyediakan fondasi praktis dalam mengelola realitas dunia. Ajarannya membimbing kita agar tetap tenang, manusiawi, dan penuh harapan, bahkan ketika keadaan terasa menyesakkan. Karena sejatinya, dalam setiap kesulitan, Islam mengajarkan kita bukan hanya untuk bertahan, tetapi juga untuk bangkit dengan cara yang bermartabat. Sebab, kekuatan sejati bukan terletak pada banyaknya harta, melainkan pada bagaimana kita mengelolanya dengan bijak dan tetap menjaga nilai-nilai yang kita yakini.


Yuk! Zakat, infak, dan sedekah bersama LAZ Al Azhar. Hadirkan kebahagiaan dan kebermanfaatan yang lebih luas. Klik di sini.

Perasaan kamu tentang artikel ini?

BACA JUGA