Dalam kehidupan, kita sering sekali dihadapkan pada situasi di mana kita menemukan beberapa orang melakukan kesalahan tepat di hadapan kita. Sebagai manusia, kita pasti sering berbuat salah dan lupa. Ketika melihat orang lain berbuat salah, kadang akan timbul rasa benci dalam diri kita. Terutama jika kesalahan tersebut berhubungan dengan diri kita.
Menghadapi seseorang yang berbuat salah, mari kita belajar dari seorang sahabat Rasulullah, Abu Darda. Berikut ini kisahnya :
Abu Qalabah bercerita, “Suatu hari, Abu Darda’ melewati seorang laki-laki yang telah melakukan satu kesalahan. Laki-laki itu dimaki-maki oleh banyak orang. Abu Darda’ pun mencegahnya seraya berkata, ‘Jika kalian mendapatinya terperosok dalam satu lubang, apakah kalian akan mengeluarkannya? Mereka menjawab, ‘Ya.’ Ia berkata, ‘Kalau begitu, janganlah kalian mencelanya. Bersyukurlah kepada Allah yang telah menyelamatkan kalian dari dosa dan kesalahan.’ Mereka bertanya, ‘Apakah engkau tidak membencinya?’ Ia menjawab, ‘Yang kubenci adalah perbuatannya. Jika dia meninggalkan kesalahannya, maka dia saudaraku.” Kemudian Abu Darda’ berkata, “Berdoalah kepada Allah di masa senangmu, semoga Allah memperkenankan doamu di masa susah mu.”
Baca juga: Sedekah Mampu Gugurkan Perbuatan Dosa!
Dari nasehat Abu Darda’ tersebut dapat kita ambil pelajaran yang sangat berharga bahwasannya kita dilarang membenci atau mencaci seseorang lantaran orang itu telah melakukan suatu perbuatan dosa. Tetapi bencilah perbuatan dosanya itu sendiri karena sejatinya kita bukanlah orang yang maksum “terpelihara dari dosa” seperti para nabi-nabinya Allah. Maka bisa jadi kita sendiri yang melakukan perbuatan dosa tersebut.
Setiap orang memiliki potensi untuk berubah dan memperbaiki diri. Dengan membenci perbuatannya, kita memberikan ruang dan kesempatan bagi pelakunya untuk introspeksi dan memperbaiki perbuatannya.