Bagi setiap muslimah, menjaga kebersihan dan kesucian adalah bagian penting dari ibadah. Salah satu bentuk kesucian yang wajib dilakukan adalah mandi wajib setelah selesai dari haid.
Wanita yang sudah berhenti dari haid, maka hendaklah menyucikan diri dengan mandi, dan janganlah menunda-nunda untuk bersuci karena ini tidak diperbolehkan, meskipun demikian terdapat keringanan untuk menunda dalam situasi tertentu, seperti sakit atau tidak adanya air. Namun penundaan tanpa adanya alasan syar’i jelas tidak dibenarkan.
Perintah mandi wajib juga disebutkan dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 43 yaitu sebagai berikut:
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah mendekati salat, sedangkan kamu dalam keadaan mabuk sampai kamu sadar akan apa yang kamu ucapkan dan jangan (pula menghampiri masjid ketika kamu) dalam keadaan junub, kecuali sekadar berlalu (saja) sehingga kamu mandi (junub). Jika kamu sakit, sedang dalam perjalanan, salah seorang di antara kamu kembali dari tempat buang air, atau kamu telah menyentuh perempuan, sedangkan kamu tidak mendapati air, maka bertayamumlah kamu dengan debu yang baik (suci). Usaplah wajah dan tanganmu (dengan debu itu). Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.”
Lalu bagaimana jika seseorang mengalami istihadah? Hadis ini bersandar pada Aisyah ra yang menceritakan kejadian yang dialami oleh Fatimah binti Abi Hubaisy dan ia menanyakan hal tersebut kepada Nabi saw, beliau bersabda:
“Istihadah adalah darah yang keluar dari urat, bukan darah haid. Karenanya, jika haidmu datang, maka tinggalkanlah salat; dan apabila haidmu telah berhenti, maka mandilah dan kerjakanlah salat.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Baca Juga: Haid Bukan Waktu Libur Ibadah! Yuk, Amalkan Zikir dan Doa Ini
Adapun sunah dan rukun mandi wajib yang harus dilakukan oleh seorang wanita yang telah berhenti dari haid yaitu sebagai berikut:
1. Sunah Mandi Wajib Haid
• Membaca bismillah dalam hati
• Membasuh kedua tangan (telapak) sebelum membasuh seluruh tubuh
• Berwudu sebelum melakukan mandi wajib
• Meratakan air basuhan keseluruh anggota tubuh
• Lakukanlah secara terus-menerus
• Mendahulukan anggota tubuh yang kanan dari yang kiri
• Air yang digunakan mencukupi dan tidak kurang dari satu sha (2,172 gram berdasarkan mazhab syafi’i).
• Tidak mandi pada air yang tergenang atau tidak mengalir.
• Jika telah selesai mandi maka bacalah lafaz Asyhadu an laa ilaha illallahu wahdahu laa syarika lahu, wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa Rasuluhu, allahummaj’alni minattawwabina, waj-alni minal-mutathahirrina.
Baca Juga: Amalan bagi Wanita Haid agar Mendapat Keutamaan Bulan Muharram
2. Rukun Mandi Wajib Haid
Ada tiga rukun dalam mandi wajib haid diantaranya sebagai berkut:
• Niat
Mazhab syafi’i menempatkan niat menjadi rukun mandi yang pertama, hal ini didasarkan pada hadis yang berasal dari Umar bin Khattab:
“Sesungguhnya semua perbuatan itu bergantung pada niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Berikut niat mandi wajib haid yang bisa dibaca oleh para muslimah:
Nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbari minal haidhi fardhan lillaahi ta’aalaa.
• Membersihkan najis yang menempel di tubuh
Maimunah ra menceritakan cara mandi wajib Rasulullah saw, “Beliau membasuh kemaluannya dan membersihkan semua yang terkena najis dan kotoran.” Oleh karena itu, hendaklah seorang wanita ketika bersuci mengikuti langkah-langkah yang telah nabi contohkan.
• Mengguyur air ke seluruh rambut dan kulit
Dalam sebuah hadis, Aisyah ra menceritakan, “Apabila Nabi saw mandi junub, beliau memulai dengan membasuh dua (telapak) tangannya, lalu berwudu seperti wudu untuk salat, kemudian memasukkan jari-jarinya ke dalam air, lalu menyela-nyela pangkal rambutnya. Setelah itu, beliau menyiramkan air ke kepalanya tiga kali dengan dua telapak tangannya, lalu mengguyurkan air ke seluruh tubuhnya.” (HR. Bukhari dalam Al-Ghushul bab Al-Wudhu Qabla al-Ghusl dan Muslim dalam Al-Haidh bab Shifah Gushl al-Janabah).
Jangan lakukan mandi wajib dengan cara asal-asalan. Niatkan sebagai ibadah, ikuti tata cara sesuai sunah, dan jadikan kebersihan sebagai bagian dari karakter seorang muslimah sejati.
Semoga kita termasuk orang-orang yang menjaga kesucian diri, baik secara lahir maupun batin. Aamiin.
Yuk! Zakat, infak, dan sedekah bersama LAZ Al Azhar. Hadirkan kebahagiaan dan kebermanfaatan yang lebih luas. Klik di sini.