Padang – Di tengah menguatnya dorongan global terhadap pembanguna berkelanjutan, Wakaf AL Azhar hadil dalam Konferensi Wakaf Internasional yang digelar di Hotel Truntum, Padang, Sumatera Barat, pada 15-16 November 2025. Dengan tema “Waqf for Sustainable Development”, forum ini menjadi ruang pertemuan ide, dialog, dan kolaborasi lintas negara mengenai peran wakaf dalam memajukan pembangunan berkelanjutan di indonesia dan dunia.
Konferensi berlevel internasional tersebut mempertemukan para ulama, akademisi, pakar ekonomi syariah, tokoh nasional, serta perwakilan lembaga riset luar negeri. Para peserta menempatkan forum ini sebagai momentum memperkuat ekosistem wakaf sebagai instrumen pembangunan modern, sekaligus mengokohkan posisi Indonesia menuju pusat pengelolaan wakaf produktif dunia.
Pembukaan konferensi dilakukan oleh Gubernur Sumatera Barat, H. Mahyeldi Ansharullah. Selanjutnya, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, KH. Hasan Abdullah Sahal, memberikan sambutan, disusul pemaparan para tokoh nasional dan internasional: Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A. (Menteri Agama RI), Sheikh Dr. Mahmoud Al-Hawary dari Lembaga Riset Islam Al Azhar Kairo, serta Ketua MPR RI H. Ahmad Muzani. Kehadiran mereka menegaskan posisi strategis isu wakaf dalam agenda pembangunan nasional maupun global.
Sepanjang konferensi, berbagai isu penting dan aktual dibahas, termasuk rendahnya tingkat pemanfaatan aset wakaf di Indonesia yang baru mencapai sekitar 4%. Para pembicara menekankan urgensi tata kelola wakaf yang modern, profesional, dan akuntabel. Wakaf, bila dikelola secara amanah dan terukur, dinilai memiliki potensi besar mendorong kemajuan pendidikan, ekonomi produktif, hingga kesejahteraan sosial.
Pada hari pertama, forum menghadirkan sejumlah tokoh nasional dan akademisi seperti Ketua BWI Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, pejabat Bank Indonesia, Wakil Ketua BWI, Komisioner BPKH, serta akademisi dari UNAIR dan UGM. Sesi-sesi lanjutan mengurai integrasi zakat dan wakaf untuk kesejahteraan sosial, model pemberdayaan wakaf dalam pengembangan sumber daya manusia, hingga praktik terbaik pengelolaan wakaf di institusi pendidikan modern. Di sini, wakaf dibaca bukan sekadar ibadah sosial, tetapi motor penggerak transformasi menuju kemandirian umat.
Hari kedua konferensi diisi pembahasan wakaf dan investasi bersama Gubernur Sumatera Barat H. Mahyeldi dan para akademisi nasional. Konferensi kemudian ditutup oleh Gubernur, Wakil Gubernur, dan Ketua BWI, yang kembali menegaskan komitmen bersama memperkuat ekosistem wakaf berkelanjutan di Indonesia.
Di sela padatnya agenda, Wakaf Al Azhar turut menampilkan inovasi melalui area pameran. Bekerja sama dengan Unikayo, Wakaf Al Azhar membuka booth yang memperkenalkan konsep Kurban dalam bentuk Rendang Daging Sapi. Daging kurban diolah menjadi rendang yang lebih tahan lama, higienis, dan mudah didistribusikan ke berbagai wilayah, sehingga lebih banyak penerima manfaat dapat merasakan daging kurban tanpa mengurangi nilai keberkahan maupun semangat berbagi.
Inovasi kurban rendang ini mencerminkan semangat pengelolaan wakaf dan kurban yang adaptif terhadap kebutuhan zaman, lebih efisien, berkelanjutan, dan berorientasi pada kemaslahatan luas.