Perasaan kamu tentang artikel ini?
Banyumas, (16/10) – Sebanyak 30 petani dari Kotayasa berkumpul di lahan pertanian. Mereka bukan sekadar menanam atau panen, melainkan belajar langsung dari tanah, tanaman, dan pengalaman sesama. Pertemuan keenam Kursus Tani Sekolah Lapang 2025 ini mengangkat materi “Penyakit Tanaman” dan digelar berkat kolaborasi antara Poktan Binaan LAZWaf Al Azhar dan Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Banyumas.
Kegiatan ini mengadopsi metode pendidikan pertanian partisipatif, sebuah pendekatan belajar berbasis praktik yang menekankan interaksi langsung di lapangan. Para peserta tidak hanya menyimak teori, tetapi juga melakukan pengamatan, diskusi, dan presentasi di tengah sawah. Tujuannya jelas: meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap petani agar lebih siap menghadapi tantangan pertanian modern.
Ini bukan hanya soal tanaman, tapi juga tentang bagaimana petani memandang usahanya sebagai jalan menuju kesejahteraan. Melalui sekolah lapang ini, tujuannya agar produktivitas lahan meningkat, dan para petani dapat mengelola usaha taninya secara lebih berkelanjutan. Selain itu, kegiatan ini juga memperkuat cita-cita besar: kemandirian dan ketahanan pangan.
Tak hanya pelatihan teknis, LAZ Al Azhar melalui Kelompok Binaan KSM Kotayasa Gemilang turut memfasilitasi persiapan lahan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM). Upaya ini bertujuan mengoptimalkan potensi lokal dan mendongkrak pendapatan masyarakat.
Program ini diharapkan menjadi model pemberdayaan yang bisa direplikasi di wilayah lain, menjadikan Kotayasa sebagai contoh bahwa pertanian itu bisa produktif, menguntungkan, dan bermartabat.
.jpeg)
