Menampilkan postingan dengan label "gaza"
Israel Menculik Dr. Marwan Al-Hams, Saat Bertugas di Gaza Selatan
Risdawati 24/07/2025
Apa yang tersisa dari kemanusiaan ketika seorang dokter yang mengabdikan hidupnya untuk menyelamatkan nyawa justru dijadikan target? Penculikan Dr. Marwan Al-Hams oleh otoritas Israel bukan hanya sekadar tindakan represif, melainkan simbol nyata dari krisis kemanusiaan yang terus memburuk di wilayah Gaza. Dunia internasional kini kembali dihadapkan pada pertanyaan mendasar: sampai kapan pelanggaran terhadap warga sipil termasuk tenaga medis akan terus dibiarkan?
Kelaparan di Gaza Bukan Bencana Alam, tapi Kejahatan yang Disengaja
Eliyah 23/07/2025
Jakarta, (23/7) — Krisis kemanusiaan di Jalur Gaza kian memburuk. Laporan dari badan PBB menyebutkan bahwa tingkat malnutrisi akut di Gaza meningkat dua kali lipat. Angka tersebut mencerminkan dampak dari blokade berkepanjangan dan terbatasnya akses bantuan kemanusiaan ke wilayah yang porak-poranda akibat konflik.
Empat Tahun Usia Razan, Dihabisi oleh Lapar dan Diamnya Dunia
Risdawati 22/07/2025
Di Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa, Deir al-Balah, Gaza Tengah, seorang anak perempuan berusia empat tahun, Razan Abu Zaher, menghembuskan napas terakhirnya. Bukan karena bom, tapi karena kelaparan. Tubuh kecilnya tak mampu lagi bertahan di tengah blokade brutal, kelangkaan makanan, dan runtuhnya sistem kesehatan.
Perut Kosong di Gaza Bersuara Lebih Nyaring dari Bom!
Eliyah 21/07/2025
Jakarta, (21/07) – Di tengah reruntuhan Gaza, dentuman bom bukan lagi jadi teror paling menakutkan, melainkan jeritan dari perut-perut yang kosong. Kelaparan kini merenggut nyawa lebih cepat dari peluru, dan harapan pun menjadi lebih rapuh dari bangunan yang runtuh. Menurut laporan Al Jazeera, sebanyak 79 orang tewas di Gaza utara, dekat perlintasan Zikim saat menunggu truk bantuan PBB pada Minggu, 20 Juli 2025.
Darah dan Air Mata di Gaza: Anak-anak yang Dilupakan Dunia
Risdawati 18/07/2025
Banyak anak-anak yang terluka harus bertahan dengan infeksi, amputasi darurat tanpa anestesi, atau trauma psikologis tanpa dukungan. Kekurangan obat-obatan dasar seperti antibiotik, pereda nyeri, dan vaksin ikut memperparah situasi. Menjadikan kondisi mereka sebagai potret nyata dari krisis kemanusiaan yang mengiris nurani.
Dokter Hussam Abu Safiya Disiksa di Tahanan Israel
Risdawati 16/07/2025
Pada 24 Juni 2025, ia dipukuli secara brutal di area tulang rusuk durasi pemukulan tersebut berlangsung sekitar 30 menit. Luka lain juga ia dapatkan di area wajah yang memar parah, kepala, punggung dan leher. Tidak hanya itu Abu Safiya pun menderita detak jantung yang tidak teratur, namun otoritas penjajah menolak memberinya obat, perawatan, bahkan hak untuk diperiksa oleh dokter spesialis jantung meskipun kondisinya sangat mengancam nyawa.
Puisi yang Tak Sempat Ditulis: Kisah Shahad dari Sel Damoun
Risdawati 15/07/2025
Beberapa waktu lalu Shahad menulis pesan dari dalam penjara Damoun, ia berpesan pada dunia, ayahnya serta sahabat-sahabatnya. Ia menceritakan kekejian yang dialaminya selama di penjara. Ia memang bukanlah satu-satunya, ada lima orang tahanan lain yang juga mengalami pelecehan secara fisik maupun verbal. Ucapan-ucapan kotor dari salah satu petugas intelejen tak akan pernah bisa mereka lupakan.
Populasi Gaza Menurun, Bukan karena Migrasi, Tapi Genosida
Risdawati 14/07/2025
Di balik statistik dan laporan resmi, tersembunyi realitas pahit yaitu anak-anak yang tidak pernah sempat tumbuh dewasa, keluarga yang tercerai-berai, dan generasi yang hilang bahkan sebelum sempat menulis sejarahnya sendiri. Israel terus-menerus menghujani anak-anak Palestina dengan rudal-rudal yang mematikan, mereka membombardir berbagai tempat seperti sekolah, rumah, kamp pengungsi bahkan rumah sakit tempat para korban di rawat pun tidak lepas dari target mereka.
Runtuhkan Blokade Israel: Freedom Flotilla Kirim Kembali Kapal Bernama Handala
Risdawati 12/07/2025
Kapal yang dikirimkan FFC dijadwalkan akan berangkat pada Ahad, 13 Juli 2025 dan pemberangkatan dimulai dari Sisilia, Italia. Kapal ini diberi nama Handala, karakter yang sangat ikonik di Palestina, karakter ini dibuat oleh seorang kartunis politik Palestina bernama Naji al-Ali.
Mereka Bertahan di Tengah Reruntuhan, Kita Bertahan di Zona Nyaman?
Eliyah 11/07/2025
Di Gaza, pagi bukan waktu untuk menyeduh kopi. Ketika kita membuka jendela dan menghirup udara segar, mereka membuka pintu rumah yang sudah tak lagi berbentuk. Langit Gaza bukan lagi tempat burung-burung terbang, tapi ladang bagi rudal dan kepulan debu. Suara yang terdengar bukan kicauan, tapi kekacauan dari ledakan dan jeritan. Di balik puing-puing itu, tubuh-tubuh kecil ditarik dengan tangan gemetar. Beberapa masih hangat, tapi sebagian lain sudah dingin sebelum sempat mengenal dunia.