Bulan Muharram identik dengan bulan santunan atau lebarannya anak yatim. Di bulan mulia ini umat muslim berlomba-lomba memberikan perhatian kepada anak yatim dengan harapan mendapat ganjaran pahala yang berlipat ganda oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Tapi memberi bantuan atau santunan saja belum bisa sepenuhnya memenuhi kebutuhan mereka.
LAZ Al Azhar, melalui My Heart for Yatim konsen memberikan program dampingan 5 sektor yang dibutuhkan oleh anak yatim. 5 sektor ini adalah Health (Kesehatan), Education (Pendidikan), Appreciation (Pemberian apresiasi), Religion (Agama) dan Tallent Support (Dukungan bakat). Ke-5 sektor ini jika disingkat menjadi HEART, layanan lengkap dan komprehensif demi kebahagiaan anak yatim.
Direktur Eksekutif LAZ Al Azhar, Agus Nafi’ mengatakan bahwa melalui program ini sudah ada ribuan anak-anak yatim yang telah mendapatkan pendidikan yang layak. Karena pendidikan dinilai sangat penting dalam menentukan masa depan, setidaknya mereka bisa mendapatkan hak pendidikan selama 12 tahun.
Selain itu, anak yatim binaan juga terus didorong agar mereka mampu menjadi generasi yang memiliki cita-cita tinggi, sampai pada pencapaian mimpi tersebut.
“Semua anak harus mendapatkan haknya untuk memiliki pendidikan yang baik dan berkualitas, tak terkecuali bagi anak-anak yatim. Jangan sampai keterbatasan yang menimpanya menjadi penghalang mereka untuk menggapai cita-cita di masa depan,” tambahnya, Jum’at (14/08).
Muhammad Haikal Pratama, menjadi salah satu yatim binaan LAZ Al Azhar yang menetap di Rumah My Heart for Yatim, Depok. Seorang anak berusia 8 tahun yang aktif, periang, dan berprestasi. Meski belia Haikal sudah menjadi anak yang mandiri dan memiliki cita-cita menjadi seorang polisi.
“Selama tinggal di Rumah My Heart saya senang sekali, tinggal bersama teman-teman di sini dan saya bisa bisa sekolah dan bisa belajar mengaji juga,” katanya.
Senada dengan Haikal, Muhammad Fatih Mahdy yang duduk di kelas 3 SD juga mempunyai cita-cita mulia menjadi seorang dokter. Tempat asal Fatih adalah lingkungan yang sederhana dan didominasi oleh keluarga tidak mampu. Alasan ingin menjadi dokter adalah agar kelak ia bisa membantu pengobatan gratis bagi warga dan tetangga di daerah asalnya.
“Terimakasih LAZ Al Azhar dan kakak pembimbing yang selalu menjaga kami di Rumah My Heart, juga memberikan pendidikan supaya kami bisa meraih cita-cita kami,” paparnya.
Yuk bersama LAZ Al Azhar kita terus muliakan kehidupan anak yatim, agar mereka mampu menjadi generasi yang mandiri dan bisa menebarkan manfaat untuk orang lain.