Sukarame, Banten (29/05) – Saat sebagian anak muda memilih
menghabiskan liburannya di kota atau bersantai di kafe, 15 relawan muda dari
program ALVENTURE memilih jalan berbeda yaitu turun langsung ke Desa Sukarame,
Banten, untuk menyatu dengan alam dan belajar dari kearifan masyarakat desa.
Setelah dilepas secara resmi pagi tadi di pelataran Masjid
Agung Al Azhar oleh Direktur Utama LAZWAF Al Azhar, Abu Hurairah, para relawan
langsung memulai rangkaian kegiatan dari siang hingga sore. Mereka menyusuri
nadi bumi, di antara riak dan rimba dalam petualangan susur sungai, menanam
pohon sebagai aksi peduli lingkungan, dan belajar langsung mengelola emping
melinjo bersama warga setempat.
Tak sekadar
simbolik, aktivitas ini menjadi ajakan nyata bagi generasi muda untuk kembali
peduli pada bumi. Di Kampung Susukan, para relawan menyaksikan langsung proses
pembuatan emping melinjo dari menumbuk biji, menjemurnya di bawah matahari,
hingga memasaknya dengan cara unik: bukan digoreng dengan minyak, melainkan
menggunakan pasir pantai panas.
“Dari 2,5 kg melinjo hanya jadi 1 kg emping. Tapi di tangan warga, ini bisa jadi penghasilan.
Emping ini dijual Rp 80 ribu per kilogram. Bayangkan, ini bukan cuma makanan,
tapi sumber ekonomi,” ujar salah satu relawan penuh kagum.
Tak berhenti di
urusan lingkungan, ALVENTURE juga membuka ruang perjumpaan antargenerasi dan
budaya. Di Desa Wisata Sukarame, para relawan berinteraksi langsung dengan para
pengrajin lokal, menggali nilai kerja keras dan ketekunan yang membentuk
kekuatan ekonomi desa.
“ALVENTURE mengajak anak muda untuk gak cuma melihat, tapi
menyapa dan ikut bergerak. Ini bukan soal jadi pahlawan, tapi belajar jadi
manusia yang berguna,” ucap salah satu koordinator program.
Program ini membuktikan bahwa kontribusi tak harus besar
untuk bisa berdampak. Dari aksi kecil membersihkan sungai, menanam pohon,
hingga mendukung UMKM lokal, semuanya menjadi bagian dari perjalanan yang
mempertemukan manusia, alam, dan nilai-nilai kebaikan.
ALVENTURE bukan sekadar petualangan. Ini adalah perjalanan
pulang ke akar, belajar dari desa, mencintai lingkungan, dan membawa pulang
kesadaran baru bahwa membangun negeri bisa dimulai dari langkah kecil dan
hati yang tulus.