Pernahkah kita bertanya pada diri sendiri: “Jika Allah memberikan kita kekayaan, apakah kita akan menggunakannya untuk kebaikan?” Dalam kehidupan ini, banyak orang berlomba-lomba mencari harta dan kesuksesan. Namun, tidak semua mampu menjaga hatinya tetap tulus ketika harta sudah dalam genggaman.
Abdurrahman bin Auf radhiyallahu ‘anhu adalah satu dari sedikit orang yang mampu membuktikan bahwa kekayaan bukan penghalang untuk menjadi dekat dengan Allah. Justru, baginya, harta adalah amanah yang harus dimanfaatkan untuk menolong sesama dan memperjuangkan kebenaran.
Ia tak hanya dikenal sebagai sahabat Nabi yang cerdas dan sukses dalam berdagang, tetapi juga sebagai sosok yang luar biasa dalam berinfaq membagikan hartanya tanpa ragu demi kebahagiaan orang lain dan keridhaan Allah. Suatu ketika kedermawanan Abdurrahman bin Auf dibalas berlipat ganda oleh Allah Swt ketika ia membeli kurma busuk, berkat kedermawanannya tersebut ia tercatat sebagai Asyrah Mubasyarah bil Jannah, yaitu sahabat yang dijamin masuk surga.
Abdurrahman bin Auf juga dikenal sebagai penopang dakwah Rasulullah sejak ia masuk Islam. Ia tidak segan-segan menawarkan seluruh harta bendanya untuk membantu dakwah Islam. Berdasarkan kitab Al-Bidayah wa al-Nihayah karangan Ibnu Katsir, disebutkan bahwa ia memberikan 4 ribu dinar dan tidak lama ia memberikan lagi 40 dinar jumlah tersebut sangat besar di zamannya, dan jika diakumulasikan setara dengan Rp4,5 miliar.
Baca Juga: Perbedaan Infak dan Sedekah; Kamu Masih Keliru?
Tidak hanya itu, ia juga memberikan 500 ekor kuda untuk keperluan transportasi, kemudian menambahnya lagi dengan 500 ekor unta untuk berperang di jalan Allah. Harta tersebut dihasilkan dari perdagangannya. Dikabarkan juga ia berjasa dalam memerdekakan ribuan budak, meskipun ia sudah memberikan banyak harta bendanya kepada orang lain itu tidak membuatnya jatuh miskin.
Bahkan saat wafat, Abdurrahman bin Auf masih meninggalkan kekayaan yang sangat melimpah. Di antara hartanya dari usaha peternakan, terdapat 1.000 ekor unta, 100 ekor kuda, dan 3.000 ekor domba yang digembalakan di Baqi'.
Selain itu, terdapat emas yang banyak hingga harus dipotong-potong menggunakan kapak sampai-sampai membuat para pekerja kelelahan. Emas yang melimpah tersebut kemudian ia bagikan kepada masyarakat secara luas.
Kisah hidupnya menjadi bukti bahwa kejayaan dunia dan akhirat bisa diraih bersamaan, selama dijalani dengan iman dan ikhlas.
Abdurrahman bin Auf bukan hanya inspirasi para pedagang. Ia adalah teladan bagi kita semua, bahwa sebaik-baiknya harta, adalah yang bermanfaat untuk orang lain.
Maka, jika suatu hari Allah memberi kita rezeki berlimpah, semoga hati kita tetap ringan untuk memberi, sebagaimana yang ia telah teladankan.
Yuk! Zakat, infak, dan sedekah bersama LAZ Al Azhar. Hadirkan kebahagiaan dan kebermanfaatan yang lebih luas. Klik di sini.