Pada masa Rasulullah, ada seorang budak Negro berkebangsaan Habasyah (Etiopia) yang menjadi budak Yahudi. Ia tinggal di Khaibar. Pekerjaannya menggembala kambing dengan jumlah hingga beratus-ratus ekor.
Suatu hari, budak Negro melihat orang Khaibar sibuk menyiapkan senjata, seperti akan perang.
“Apa yang akan kalian lakukan dengan senjata-senjata itu?” tanya budak Negro itu.
“Kami akan memerangi orang yang mengaku sebagai nabi dan para pengikutnya,” jawab salah seorang Yahudi.
“Apakah nabi itu berasal dari Mekah?”
“Iya.”
Budak Negro itu sudah sering mendengar perihal nabi dari Mekah yang mengajarkan agama Islam. Agama yang menyuruh seluruh umatnya menyembah Allah Swt., bukan berhala dan benda-benda lainnya.
Suatu kali, budak Negro itu menggembalakan hingga mendekati tenda-tenda pasukan kaum muslimin. Ia kemudian memanfaatkan kesempatan itu untuk bertemu Rasulullah. Ia diizinkan bertemu oleh penjaga karena untuk bertemu dengan Rasulullah bukanlah hal yang sulit. Sekalipun dalam suasana perang, mudah saja orang menemuinya. Padahal budak Negro itu belum dikenal. Terlebih, ia adalah penduduk Khaibar.
Baca juga: Kisah Uwais Al-Qurni, Penghuni Langit yang Tulus Mencintai Ibunya
Setelah bertemu dengan Rasulullah, budak Negro itu bertanya, “Sebenarnya apa yang Anda dakwahkan?”
“Aku mengajak semua orang untuk memeluk agama Islam,” jawab Rasulullah. “Bersyahadat bahwa tiada Tuhan yang wajib disembah selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah. Jangan sekali-kali kamu bersujud kepada selain Allah.”
“Setelah aku bersyahadat, lalu bagaimana?” tanya sang budak.
“Kamu berarti sudah memeluk agama Islam.”
“Apa yang kudapatkan kalau aku memeluk agama Islam?”
“Jika kamu mati dalam keadaan Islam, maka kamu akan masuk surga.”
Rasulullah kemudian menerangkan kepada budak Negro itu tentang agama Islam dengan bahasa yang sederhana agar bisa dipahami oleh si budak. Akhirnya budak Negro itu berikrar mengucapkan kalimat syahadat.
“Ya, Rasulullah. Kambing-kambing yang saya gembalakan ini merupakan amanat yang harus saya tunaikan,” katanya setelah berikrar.
“Kembalikan saja kepada pemiliknya,” kata Rasulullah.
Baca juga: 5 Hikmah Berkurban Wujudkan Kebahagiaan
Budak Negro itu akhirnya mengembalikan gembalanya ke Khaibar. Lalu ia mulai meninggalkan Khaibar secara diam-diam untuk bergabung dengan pasukan muslimin. Ketika perang Khaibar itu berkobar, budak Negro itu berperang dan ikut dengan pasukan kaum muslimin. Ia gugur sebagai syuhada, orang yang mati syahid membela agama Allah. Jenazahnya diangkat oleh kaum muslimin dan dibawa kepada Rasulullah.
“Allah telah memuliakan budak ini dan telah menuntunnya kepada kebajikan. Aku melihat dua bidadari duduk dekat kepalanya, padahal ia belum pernah sama sekali salat dan sujud.”
Budak Negro itu mendapatkan surga karena dia mati syahid. Padahal, sejak memeluk Islam dia belum sempat salat.
Mari berkontribusi menjadi penggerak kebaikan bersama LAZ Al Azhar. Untuk kemudahan berzakat, infaq, sedekah, dan wakaf, klik di sini.