Perasaan kamu tentang artikel ini?
Jakarta, (07/10) - Dua tahun sejak serangan brutal Israel ke Gaza pecah pada 7 Oktober 2023, derita rakyat Palestina belum juga mereda. Di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Selasa siang, ribuan massa dari berbagai elemen tumpah ruah menyuarakan perlawanan: "Dobrak Blokade, Stop Genosida Gaza!"
Aksi bertajuk Aksi Solidaritas Indonesia untuk Palestina itu diselenggarakan oleh Global Peace Convoy Indonesia bersama sejumlah lembaga kemanusiaan, aliansi buruh, pengemudi ojek daring, hingga mahasiswa. Spanduk-spanduk dukungan dan teriakan protes menggema, menjadikan kawasan sekitar Kuningan sebagai panggung solidaritas terbesar tahun ini untuk Palestina.
“Sudah dua tahun genosida terjadi. Kita tak bisa hanya menyuarakan dukungan lewat media sosial,” ujar pendakwah Felix Siauw dari atas mobil komando. “Aksi nyata seperti inilah yang seharusnya menjadi wujud solidaritas kita.”
Aksi ini tak sekadar menjadi simbol protes, tapi juga pengingat bahwa tragedi kemanusiaan di Gaza masih berlangsung dan kian memburuk. Data per 6 Oktober 2025 dari Kementerian Kesehatan Palestina dan UNRWA mencatat: 1,9 juta orang mengungsi, 67.160 tewas, dan 169.679 luka-luka. Lebih dari 80 persen infrastruktur di Gaza hancur. Air bersih, listrik, pangan, dan layanan kesehatan tinggal kenangan.
Sejumlah tokoh publik turut hadir dan menyampaikan orasi, di antaranya Husein Gaza, Asma Nadia, hingga aktivis kemanusiaan dari berbagai organisasi masyarakat sipil. Lembaga Amil Zakat Al Azhar juga ambil bagian, menegaskan dukungannya melalui program-program bantuan kemanusiaan untuk Palestina.
Aksi ini bukan sekadar demonstrasi jalanan. Di tengah kepungan informasi dan narasi yang saling beradu, ia menjadi pengingat keras: bahwa solidaritas bukan berhenti di linimasa, tapi menuntut keberpihakan nyata terhadap kemanusiaan.
.jpeg)
