Lumajang, (20/11) — Asap pekat masih menggantung di langit Pronojiwo ketika status tanggap darurat ditetapkan. Gunung Semeru kembali meletus pada Rabu, 19 November 2025, pukul 16.00 WIB. Dalam hitungan jam, erupsi itu merusak sedikitnya 200 rumah warga, tujuh sarana ibadah, dua fasilitas pendidikan, serta menewaskan 124 hewan ternak. Ribuan warga terpaksa mengungsi ke berbagai titik aman di Desa Supiturang dan Desa Oro-Oro Ombo.
Di tengah situasi genting itu, Al Azhar Tanggap Bencana bergerak cepat. Tim merapat ke wilayah Dusun Gumuk Mas, Dusun Sumbersari, dan Dusun Umbulan di Desa Supiturang, serta Desa Oro-Oro Ombo, untuk menyalurkan makanan siap saji bagi para penyintas. Aksi ini menjadi bentuk solidaritas sekaligus upaya memastikan kebutuhan paling mendesak terpenuhi sejak hari-hari pertama pascaerupsi.
Berbagai kebutuhan dasar para penyintas di titik-titik pengungsian masih jauh dari terpenuhi. Hingga hari ini, makanan siap saji, kebutuhan bayi dan balita, selimut, alas tidur, air mineral, alat kebersihan, serta obat-obatan menjadi kebutuhan yang paling mendesak. Keterbatasan logistik membuat beberapa lokasi pengungsian belum terlayani dengan baik. Situasi kian berat ketika cuaca tidak menentu, mengancam kesehatan dan kenyamanan para penyintas, terutama anak-anak dan lansia yang paling rentan.
Menanggapi kondisi tersebut, Al Azhar Tanggap Bencana menyiapkan rangkaian aksi lanjutan yang akan dilakukan pada Jumat–Sabtu, 21–22 November 2025. Fokus bantuan diarahkan pada distribusi makanan siap saji, selimut, alas tidur, serta obat-obatan. Langkah ini diharapkan mampu memperkuat dukungan bagi para penyintas, sembari menunggu penanganan darurat dari pemerintah daerah mencapai stabilitas yang lebih baik.