Abon Ikan, Produk Kreatif Poklahsar Seribu Ceria di Tengah Pandemi

Abon Ikan, Produk Kreatif Poklahsar Seribu Ceria di Tengah Pandemi


Khaerun Nisa
24/06/2022

Kondisi pandemi yang kita rasakan saat ini tidak pernah ada yang menduga sebelumnya. Berbulan-bulan harus masyarakat mengalami keterbatasan ruang dan gerak. Pandemi juga membuat perekonomian tidak stabil. Para pelaku UMKM mengalami kesulitan menjual barang dagangannya, seperti yang dialami masyarakat di Kepulauan Seribu. Apalagi ditambah dengan masuknya musim angin yang membuat para nelayan harus membatasi aktivitasnya.

Daya beli masyarakat saat ini juga menurun hampir 30% yang berakibat ikan tangkapan nelayan tidak sepenuhnya habis terjual. Hal inilah yang menginisiasi Rofiq Da’i Sahabat Masyarakat (Dasamas). LAZWAF BMT Al Azhar di Kepulauan Seribu untuk mengolah ikan hasil tangkapan para nelayan menjadi abon. Pengembangan produk kreatif ini sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan nilai ekonomi dari ikan hasil tangkapan nelayan.

Rofiq, mengaku olahan abon dapat bertahan lama karena kering meskipun tanpa penambahan bahan pengawet kimia. Abon-abon yang telah diproduksi dikemas dalam wadah yang tertutup rapat, seperti kantong plastik kedap udara maupun toples, sehingga mutu dan cita rasanya tetap terjaga.

“Kami optimis untuk terus mendorong memaksimalkan manfaat baik dari sumber daya alam maupun sumber daya manusianya sehingga akan tercipta kemandirian ekonomi. Untuk pemasaran abon ikan saja saat ini cukup baik responnya dari para pembeli.” katanya. Para anggota Kelompok Pengolah dan Hasil Pemasaran (Poklahsar) Seribu Ceria bersama Dasamas hingga saat ini rutin mengolah 3 jenis ikan untuk dijadikan abon yaitu ikan Tongkol, Tengkek dan Kerapu. Pemasaran diedarkan disekitar Pulau Tidung dengan harga Rp 25.000/100 gram.

Kedepan, diharapkan ikhtiar bersama ini dapat membantu perekonomian masyarakat Kepulauan Seribu dan pemasaran abon ikan ini mampu menembus pasar mancanegara.

BACA JUGA