Hakikatnya sedekah yaitu ungkapan hati yang penuh kasih sayang dan saling peduli terhadap sesama. Berbagi juga bukan karena ada kelebihan materi, tetapi karena niat yang tulus. Sebagai pengingat, bahwa berbagi tidak harus selalu besar nilainya ataupun megah. Tindakan sederhana yang tidak pernah terpikirkan, justru memiliki dampak besar bagi kehidupan orang lain.

Setiap hari, kita membuat puluhan bahkan ratusan keputusan kecil mulai dari memilih pakaian hingga menentukan karier. Namun, seberapa banyak dari keputusan itu benar-benar berasal dari kehendak bebas kita? Atau justru sudah dibentuk oleh lingkungan, budaya, dan tekanan sosial sejak lama?

Di tengah rutinitas pagi yang serba terburu-buru, membuat kopi, mengecek notifikasi, atau menyiapkan bekal anak, ada satu kebiasaan kecil yang kerap terlewat: membuka jendela. Sekilas tampak sepele, namun di baliknya tersimpan manfaat besar, mulai dari sisi fisik, psikologis, hingga filosofis.

Pernah nggak sih, udah siap salat tapi masih pakai make up tebal? Kadang suka muncul pertanyaan, “Kalau aku wudu dengan make up begini, sah nggak ya?” Bagi kebanyakan Muslimah, make up jadi bagian sehari-hari, entah untuk kerja, kuliah, atau sekadar merasa lebih percaya diri. Tapi jangan lupa, wudu itu kunci sebelum salat. Kalau air nggak sampai menyentuh kulit karena tertutup riasan, bisa jadi ibadah kita terhalang cuma gara-gara lapisan make up.

Banyak orang menunda zakat, infak, dan sedekah dengan alasan gaji pas-pasan. Padahal, Islam tidak pernah membebani umatnya di luar batas kemampuan. Justru di balik keterbatasan, Allah memberi ruang luas untuk tetap berbuat kebaikan. Tidak harus menunggu kaya raya untuk bisa berbagi, karena setiap rupiah, setiap tenaga, bahkan sekadar senyum yang tulus bisa bernilai sedekah. Yang terpenting adalah niat, konsistensi, dan keberanian untuk memulai dari yang kecil.

Di tengah hiruk pikuk dunia yang sering melahirkan pemimpin haus kuasa dan pengelolaan harta yang kerap disalahgunakan, sosok Rasulullah saw hadir sebagai teladan abadi. Beliau bukan hanya membangun peradaban yang adil dan sejahtera, tetapi juga menunjukkan bahwa kepemimpinan sejati lahir dari akhlak, kejujuran, dan tanggung jawab dalam mengelola setiap titipan Allah. Pilihan beliau untuk hidup sederhana, meski berkesempatan hidup mewah, menjadi pesan kuat bahwa harta bukan untuk memperkaya diri, melainkan untuk memberi manfaat sebesar-besarnya bagi umat.

Saat ini, dalam kalender hijriah umat Islam telah memasuki bulan Rabiul Awal atau sering disebut juga dengan bulan Maulid. Pada bulan ini terdapat momen istimewa bagi umat Islam, sebab manusia paling mulia Nabi Muhammad saw dilahirkan. Beliau adalah sosok yang membawa risalah dan teladan bagi kehidupan umat. Namun, di balik semaraknya peringatan Maulid ini, sering muncul pertanyaan mendasar bagaimana hukumnya memperingati Maulid Nabi Muhammad saw dalam pandangan Islam?

Zaman sekarang, berbuat baik itu kadang malah dihina. Dibilang pencitraan, dibilang gak guna, atau dibilang cari perhatian. Padahal, niat baik, meski kecil, tidak akan pernah sia-sia. Sedekah dua ribu mungkin gak bikin kaya, tapi bisa buat kenyang. Apa contohnya? Buat kamu dua ribu mungkin receh, tapi buat orang yang belum makan dari pagi, itu bisa jadi penyambung hidup. Kita tidak pernah tahu sebesar apa dampak dari hal sekecil itu.

Tahukah kamu, lebih dari 70% orang Indonesia mengaku masih main HP sebelum tidur (Katadata, 2023). Padahal, kebiasaan sepele ini bisa menurunkan kualitas tidur hingga 40% dan meningkatkan risiko gangguan kesehatan serius, mulai dari insomnia, kerusakan mata, penurunan konsentrasi, hingga depresi. Lebih parah lagi, penelitian Harvard menyebutkan bahwa paparan cahaya biru dari layar ponsel dapat menekan produksi melatonin, hormon pengatur tidur, hingga 90%. Artinya, setiap kali kamu asyik scroll TikTok atau Instagram di kasur, kamu sebenarnya sedang “merusak” otak dan tubuhmu sendiri.

Maulid Nabi Muhammad saw adalah salah satu momen yang paling dinantikan oleh umat Islam. Biasanya, peringatan ini diisi dengan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mengenang kelahiran Nabi dan perjuangannya saat menyebarkan ajaran Islam.