Memberi sebelum Memiliki

Memberi sebelum Memiliki


Risdawati
16/10/2025
15 VIEWS
SHARE

Banyak orang berpikir bahwa untuk bisa berinfak, seseorang harus memiliki harta yang cukup terlebih dahulu. Padahal, dalam pandangan Islam, memberi tidak harus menunggu berlebih. Justru saat kita memberi dalam keterbatasan, nilai keikhlasan sedang diuji. Infak diri bukan tentang seberapa besar nominal yang keluar dari dompet, melainkan seberapa besar kepercayaan kita kepada Allah bahwa Dia akan mencukupi.

Allah Swt berfirman dalam Al-Quran surah Ali Imran ayat 134:

“(yaitu) orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Ali Imran: 134).

Ayat ini menegaskan bahwa kemuliaan infak tidak diukur dari banyaknya harta, melainkan dari ketulusan dan keyakinan. Orang yang memberi dalam keadaan sempit sesungguhnya sedang menunjukkan keimanan yang kuat: ia percaya bahwa rezeki sejati datang dari Allah, bukan dari apa yang ada di genggamannya. 

Sejarah mencatat banyak teladan tentang kedermawanan dalam kesempitan. Salah satunya adalah Bilal bin Rabah. Meski pernah menjadi budak dan hidup dalam kesederhanaan, ia dikenal sebagai pribadi yang sangat dermawan yang senantiasa menyisihkan sebagian dari hartanya untuk bersedekah dan berinfak. Keterbatasan tidak membuatnya berhenti berbuat baik; justru dari situlah keikhlasan dan keyakinannya bersinar.

Infak diri bukan sekadar soal uang. Ia berarti memberi dari apa yang ada pada diri kita saat ini: waktu luang untuk membantu sesama, tenaga untuk mendukung kegiatan kebaikan, atau sebagian kecil dari penghasilan yang terasa “pas-pasan”. Saat kita memberi sebelum memiliki banyak, kita sedang menunjukkan keikhlasan yang lebih dalam: memberi bukan karena mampu, tapi karena percaya.

Orang yang berinfak dalam keadaan sempit akan merasakan ketenangan batin yang tak ternilai oleh harta. Hatinya ringan, pikirannya lapang. Bahkan sering kali, dari pintu infak kecil itulah Allah bukakan rezeki yang tak disangka-sangka.

Infak diri adalah langkah kecil yang berdampak besar. Ketika kita berani memberi dalam keterbatasan, kita sedang menanam benih keberkahan. Mulailah dari diri sendiri, dari hal kecil, dan dari hari ini. Karena kebaikan tidak menunggu kita kaya untuk dilakukan.

Perasaan kamu tentang artikel ini?

BACA JUGA