Kisah Kelahiran dan Sejarah Maulid Nabi Muhammad saw

Kisah Kelahiran dan Sejarah Maulid Nabi Muhammad saw


Risdawati
03/09/2025
62 VIEWS
SHARE

Maulid Nabi merupakan peringatan kelahiran Nabi Muhammad saw yang jatuh setiap tanggal 12 Rabiul Awal. Pada peringatan Maulid Nabi, kita tidak hanya mengenang sejarah kelahiran, perjuangan, hingga wafatnya Nabi. Tetapi untuk memperdalam kecintaan dan penghormatan kita kepada Rasulullah saw. 

Allah Swt berfirman:

“Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat serta yang banyak mengingat Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21).

Kisah Kelahiran Rasulullah

Nabi Muhammad saw lahir pada hari Senin, 12 Rabiul Awal 571 Masehi atau Tahun Gajah. Tahun itu disebut Tahun Gajah, karena adanya peristiwa besar yakni pasukan bergajah yang dipimpin Raja Abrahah untuk menghancurkan Ka’bah di Mekkah. Tetapi berhasil digagalkan oleh kehendak Allah Swt lewat burung Ababil.

Baca Juga: Bolehkah Puasa Saat Maulid Nabi Muhammad? Ini Niatnya

Rasulullah saw terlahir sebagai yatim, ayahnya Abdullah bin Abdul Muthalib wafat ketika ia masih berada dalam kandungan. Saat Nabi berusia enam tahun, ibunya Aminah binti Wahb pun meninggal. Sejak saat itulah, Rasul diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib lalu diteruskan oleh pamannya Abu Thalib.

Kisah kelahiran Rasulullah saw bukan hanya catatan sejarah. Akan tetapi, menjadi pengingat bahwa Nabi Muhammad lahir ke dunia dalam keadaan penuh keterbatasan. Namun, Allah Swt mempersiapkan beliau untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Sejarah Maulid Nabi Muhammad saw

Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw tidak serta merta ada sejak awal Islam, melainkan berkembang seiring berkembangnya waktu dengan latar belakang politik. Maulid Nabi saw juga pertama ada ketika Nabi Muhammad saw telah wafat. Terdapat beberapa teori tentang awal Maulid Nabi diperingati berikut di antaranya:

1. Sebagian sejarahwan berpendapat, bahwa Maulid Nabi pertama kali diperingati di masa Dinasti Fatimiyah di Mesir, sekitar abad ke 4 hingga abad ke 6 Hijriah (362-567 H). Dinasti ini berhaluan Syiah Ismailiyah, mereka memulai tradisi merayakan hari kelahiran Rasulullah sebagai bagian dari perayaan keagamaan mereka. Peringatan ini awalnya bersifat lokal dan tidak menyebar luas di kalangan umat Islam lainnya pada masa itu.

2. Kemudian adanya pandangan dari kalangan Ahlusunnah yang mulai menggelar Maulid Nabi, pada masa pemerintahan Sultan Abu Said Muzhaffar Kukabri, Gubernur Irbil di Irak. Pada abad ke-6 Hijriah (549-630 H). Saat itu, perayaan diisi dengan doa, pengajian, jamuan makan bersama, hingga pemberian hadiah dan sedekah kepada fakir miskin.

Baca Juga: Kisah Tsuwaibah yang Memiliki Kaitan dengan Kelahiran Nabi Muhammad

3. Selanjutnya pada masa Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (567-622 H), yang pertama kali menginisiasi perayaan Maulid Nabi. Tujuannya untuk membangkitkan semangat jihad kaum Muslimin dalam menghadapi Perang Salib, dan merebut kembali Yerussalem dari kekuasaan tentara salib.

Maulid Nabi, bukan hanya perayaan, tetapi ajakan untuk kembali menelusuri jejak kehidupan Rasulullah saw dan menjadikannya teladan dalam setiap langkah hidup kita.


Yuk! Zakat, infak, dan sedekah bersama LAZ Al Azhar. Hadirkan kebahagiaan dan kebermanfaatan yang lebih luas. Klik di sini.

Perasaan kamu tentang artikel ini?

BACA JUGA