Meniup makanan atau minuman panas tidak hanya dilarang dalam Islam, tapi juga bisa berbahaya bagi kesehatan. Selain itu, dalam hal tata krama, beberapa budaya percaya bahwa meniup makanan adalah tindakan yang tidak sopan, terlebih jika itu untuk anak atau orang lain yang akan memakannya. Pertanyaannya, kenapa hal ini dilarang? Yuk, simak bahasannya!
Islam merupakan agama yang sempurna. Setiap tatanan kehidupan telah diatur sedemikian rupa berikut dengan ajarannya yang mencakup semua aspek dalam kehidupan manusia. Bahkan dalam Islam juga diatur berbagai hal yang dipandang sepele seperti larangan meniup makanan atau minuman sekalipun masih panas.
Hukum meniup makanan atau minuman panas ditemukan dalam hadis riwayat At-Tirmidzi berikut,
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Nabi shallalahu alaihi wa sallam melarang dari bernapas di dalam wadah air (bejana) atau meniupnya.” (H.R Tirmidzi nomor 1888).
Larangan ini ternyata bukan tanpa alasan, larangan meniup makanan termasuk adab, karena dikhawatirkan akan mengotori makanan. Makanan yang sudah tidak panas lebih besar berkahnya saat dimakan sebagaimana dalam sebuah hadis.
Sesungguhnya makanan yang sudah tidak panas itu lebih besar berkahnya.
Baca juga: Kalau Mengaku Cinta, Teladani Kebiasaan Rasulullah dalam Berbagi!
Maka dari itu, segala sesuatu yang Nabi ajarkan terfokus pada kebaikan dan kemaslahatan, bahwa meniup makan dan minuman saat panas bukanlah solusi yang tepat ketika akan mengonsumsi makanan dan minuman yang panas terutama jika menyangkut kesehatan manusia.
Selain itu alasan mengenai larangan meniup makanan dan minuman jika dilihat dari segi kesehatan, yakni:
1. Pemindahan mikroorganisme. Napas atau tiupan akan memindahkan mikroorganisme atau kotoran dari mulut menuju makanan atau minuman bisa mengganggu kesehatan.
2. Menyebarkan virus. Mulut dan napas bisa saja mengandung virus. Ketika meniup makanan atau minuman, virus bisa menyebar menuju makanan atau minuman dengan cepat hingga menulari orang lain.
3. Menaikkan keasaman makanan. Makanan atau minuman panas mengandung uap air. Ketika meniupnya, akan terjadi pembentukan senyawa asam karena uap air bergabung dengan karbondioksida dari napas.
Jadi alasan mengapa Nabi shallalahu alaihi wa sallam melarang kita untuk meniup makanan, disebabkan karena hal tersebut dapat menyebarkan penyakit. Dengan itu kita sebagai umatnya tirulah adab makan dan minum dalam Islam yang dicontohkan olehnya. Jangan sampai nanti memudharatkan diri sendiri karena ingin cepat tergesa-gesa makan.