Benci pada Nikmat Orang Lain, Termasuk Penyakit Hati?

Benci pada Nikmat Orang Lain, Termasuk Penyakit Hati?


Siti Adidah
15/01/2024

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Q.S An-Nisa: 32).

 

Hasad berasal dari bahasa Arab, yaitu hasada-yahsudu (حَسَدَ يَحْسُدُ) yang berarti iri, cemburu, dan dengki. Dari makna kata tersebut bahwa hasad adalah penyakit bukan hanya berkaitan dengan aspek fisik, tetapi juga spiritual. Saat menyebut atau membahas penyakit hati, lebih kepada kerusakan pandangan dan keinginan seseorang terhadap realita atau kebenaran yang ada di hadapannya. Penyakit ini dianggap sebagai salah satu penyakit dalam yang paling berbahaya dan merusak bagi diri, agama, dan tatanan masyarakat.

 

Hati dapat memiliki dua makna, yakni salah satu organ tubuh manusia. Kedua, hati adalah rohani yang sangat halus dan bersifat rabbani. Dalam Islam, hati merupakan hal pokok dari segala perilaku manusia. Hati merupakan pengarah bagi semua komponen indrawi yang ada pada diri manusia. Kebaikan atau keburukan manusia bersumber dari hati. Jika hatinya baik maka perilakunya akan baik, akan tetapi apabila hatinya buruk maka akan berakibat buruk, senantiasa cenderung ke arah maksiat mengikut kehendak hati dan hawa nafsu, dan mengabaikan akal sehatnya.


Baca juga: Muslim Harus Tahu, Inilah Amalan Saat Turun Hujan!

 

Salah satu contoh perilaku hasad adalah timbul perasaan tidak suka jika ada orang yang setipe dengannya melebihi dirinya. Kemudian orang yang hasad itu sangat senang kalau orang lain menderita atau kesusahan. Orang yang hasad akan sangat lelah, sebab ia tidak pernah puas dengan nikmat yang telah Allah karuniakan. Selain itu, perbuatan ini sangat dibenci Allah Swt, dan dapat mengakibatkan hangusnya amalan kebaikan yang telah dilakukan. Bila hasadnya memuncak akan mendorongnya untuk berbuat apapun dengan menghilangkan kenikmatan orang lain, termasuk mencuri, memfitnah, bahkan membunuhnya. 

 

Bahwa hasad memang betul-betul musuh orang-orang beriman. Sebagai orang beriman, kita tentu akan memelihara hati dengan baik agar tidak rusak dan melenceng dari yang telah diatur Allah Swt. Dengan cara memperbanyak syukur atas nikmat yang kita peroleh, sekecil apapun, untuk menjaga keseimbangan hidup. Bukankah Allah telah menjanjikan bahwa semakin banyak kita bersyukur kepada-Nya, justru Allah akan menambah kenikmatan hingga tak terbatas.

BACA JUGA