Cahaya Muslimah di Akhir Zaman: Berdiri Kokoh di Tengah Godaan

Cahaya Muslimah di Akhir Zaman: Berdiri Kokoh di Tengah Godaan


Risdawati
24/11/2025
12 VIEWS
SHARE

Di tengah riuhnya media sosial dan derasnya informasi yang datang tanpa jeda, banyak orang tanpa sadar terseret arus opini, tren, dan standar yang dibentuk oleh dunia maya, bahkan sampai menjadikan standar itu sebagai tolok ukur hidup. Namun di tengah kebisingan tersebut, tampak cahaya dari Muslimah yang berusaha menjaga dirinya dari berbagai godaan yang mengguncang iman. Meski sering mendapat pandangan sinis karena tidak mengikuti tren dunia maya, ia tetap memilih menjaga penampilan dan kehormatan dirinya sesuai ajaran yang diyakininya.

Di saat banyak yang goyah, keteguhannya menjadi cahaya yang menuntun dirinya, bahkan orang-orang di sekitarnya. Godaan datang dari berbagai arah, mulai dari gaya hidup, standar kecantikan, hingga pola pikir yang perlahan mengikis hati dan akal. Namun, Muslimah tetap teguh menjaga prinsipnya.

Ia memahami bahwa menjaga diri bukan hanya tentang penampilan luar, melainkan mempertahankan hati agar tetap bersih. Ia tahu bahwa setiap langkah, pilihan, dan batasan yang dijaga bukan untuk mendapatkan pengakuan manusia, melainkan demi keridaan Allah Swt. Justru dari keteguhan itulah lahir ketenangan yang tidak bisa diberikan oleh sorotan dunia maya.

Ketika tren terus berubah dan opini manusia tak pernah stabil, seorang Muslimah yang ingin menjaga kehormatannya perlu kembali pada aturan yang pasti dan tidak terpengaruh zaman. Di sinilah bimbingan Allah Swt dalam Surah An-Nur ayat 31 menjadi pegangan yang menguatkan. Allah Swt berfirman:

“Katakanlah kepada para perempuan yang beriman hendaklah mereka menjaga pandangannya, memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (bagian tubuhnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya…” (QS. An-Nur: 31).

Ayat ini tidak sekadar mengatur penampilan, tetapi juga menjaga martabat dan kejernihan hati seorang Muslimah. Di tengah derasnya tuntutan sosial dan standar kecantikan yang terus berubah, perintah Allah Swt ini menjadi tempat kembali yang menenangkan, mengingatkan bahwa nilai sejati seorang Muslimah tidak ditentukan oleh pujian manusia, tetapi oleh ketaatannya kepada Rabbnya.

Selain itu, ia menyadari bahwa fitnah yang paling berbahaya bukanlah yang datang dari luar, tetapi yang menembus hati. Ketika dosa kecil mulai dianggap biasa, terbukalah pintu bagi dosa yang lebih besar. Karena itu, Muslimah cerdas memperkuat hubungannya dengan Allah melalui doa, menata ibadah, dan menjaga kesucian pikiran.

Kecerdasannya tak hanya terpaku pada ilmu dunia, tetapi ilmu akhirat pun dipelajari dengan sungguh-sungguh. Sebab bagi perempuan Muslimah, berhenti belajar membuatnya rentan terjebak dalam pemikiran sesat yang dibungkus rapi dengan label “modern” atau “kebebasan”. Ia yakin, siapa pun yang dekat dengan Al-Qur’an dan ilmu yang benar akan diberi petunjuk, menjadi cahaya yang menuntun di tengah gelapnya zaman.

Pada akhirnya, Muslimah yang cerdas tetap teguh menghadapi arus media dan tren dunia. Ia menjaga hati, penampilan, dan akal, sambil memperkuat hubungannya dengan Allah melalui doa, ibadah, dan ilmu. Dengan prinsip yang benar dan cahaya iman yang teguh, ia tetap bersinar, menjadi teladan dan panduan bagi diri sendiri maupun orang di sekitarnya, meski badai fitnah berusaha memadamkannya.

Perasaan kamu tentang artikel ini?

BACA JUGA