Kita hafal teksnya, tapi tak lagi merasakan detaknya. “Satu nusa, satu bangsa, satu bahasa” kini lebih sering terdengar seperti tagline nostalgia ketimbang semangat hidup. Persatuan yang dulu diperjuangkan dengan darah dan idealisme, kini sering dikompromikan demi kenyamanan algoritma dan gelembung opini. Di tengah riuh identitas dan kepentingan, mungkin sudah saatnya kita bertanya: apakah persatuan masih nyata, atau hanya tinggal klise yang diputar setiap Oktober?

Sumpah Pemuda yang diperingati setiap 28 Oktober adalah tonggak sejarah penting bagi bangsa Indonesia. Dikenal sebagai momen bersatunya pemuda dari berbagai daerah, Sumpah Pemuda menjadi sebuah deklarasi yang menegaskan semangat persatuan dan kesatuan untuk mencapai cita-cita kemerdekaan. Konferensi Pemuda yang diadakan pada 27-28 Oktober 1928 di Jakarta menjadi momen krusial. Dalam konferensi ini, para pemuda dari berbagai suku, agama, dan daerah berkumpul untuk membahas nasib bangsa. Mereka menyadari pentingnya persatuan untuk memperjuangkan kemerdekaan. Sumpah Pemuda tidak hanya sekadar kata-kata, tetapi merupakan janji suci yang membangkitkan semangat juang.