Saleh Al-Jafarawi: Wasiat untuk Dunia

Saleh Al-Jafarawi: Wasiat untuk Dunia


Risdawati
13/10/2025
33 VIEWS
SHARE

Ketika kebenaran menjadi jalan yang penuh luka, sebagian dari kita memilih untuk tetap melangkah. Dan bagi sebagian lainnya seperti Saleh Al-Jafarawi langkah itu berakhir di surga. Ia tidak menulis wasiat ini karena takut akan kematian, tapi karena ia telah mempersiapkan dirinya untuk sebuah kemuliaan yang lama ia nantikan: kesyahidan di jalan Allah.

Wasiat ini bukan sekadar kata-kata terakhir, melainkan warisan keberanian, cinta, dan keyakinan yang tak tergoyahkan. Sebuah pesan hidup dari seorang yang telah memilih mati dengan mulia. Berikut wasiat lengkap Saleh Al-Jafarawi yang dipublikasikan di X (Twitter) tanpa penyuntingan:

‏بسم الله الرحمن الرحيم

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, yang berfirman:

“Dan janganlah sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati. Sebaliknya, mereka hidup di sisi Tuhan mereka, menerima rezeki.”

Saya Saleh.

Saya meninggalkan wasiat ini—bukan sebagai perpisahan, melainkan sebagai kelanjutan dari jalan yang saya pilih dengan keyakinan penuh.

Allah tahu bahwa saya telah mengerahkan segenap kemampuan saya—segala daya dan upaya—untuk menjadi pendukung dan suara bagi umat saya.

Saya telah mengalami penderitaan dan penindasan dalam setiap detailnya, dan saya telah merasakan kesedihan dan kehilangan orang-orang terkasih berkali-kali. Namun terlepas dari semua itu, saya tidak pernah ragu untuk menyampaikan kebenaran apa adanya—kebenaran yang akan tetap menjadi bukti bagi mereka yang gagal dan tetap diam, dan sebuah kehormatan bagi semua yang berdiri teguh, mendukung, dan berdiri di samping orang-orang yang paling mulia, terkasih, dan dermawan—rakyat Gaza.

Jika saya syahid, ketahuilah bahwa saya belum pergi…

Saya sekarang berada di Surga, bersama para sahabat yang mendahului saya—bersama Anas, Ismail, dan semua orang terkasih yang setia pada apa yang mereka janjikan kepada Allah. Saya meminta Anda untuk mengingat saya dalam doa-doa Anda dan melanjutkan perjalanan setelah saya. Kenanglah saya dengan amal yang tak henti, dan ingatlah aku setiap kali kau mendengar azan atau melihat cahaya menembus malam Gaza.

Aku mendorongmu untuk berpegang teguh pada perlawanan — pada jalan yang kita tempuh, dan prinsip yang kita yakini. Karena kita tidak mengenal jalan lain, dan tidak menemukan makna hidup kecuali berpegang teguh padanya.

Aku mempercayakan kepadamu ayahku — orang yang paling kusayangi dan panutanku, seseorang yang dalam dirinya aku melihat diriku sendiri, dan yang melihat dirinya sendiri dalam diriku. Kau, yang berdiri di sampingku di setiap momen perang — Aku memohon kepada Allah untuk menyatukan kita di Surga, dengan engkau meridaiku, wahai mahkota kepalaku.

Aku mempercayakan kepadamu saudaraku, guruku, dan sahabatku, Naji. 

Wahai Naji… Aku telah menghadap Allah sebelum engkau meninggalkan penjara. Ketahuilah bahwa ini adalah takdir yang telah ditulis oleh Allah, dan kerinduan padamu memenuhi hatiku. Aku ingin bertemu denganmu, memelukmu, bertemu kembali — tetapi janji Allah itu benar, dan pertemuan kita di Surga lebih dekat dari yang kau kira.

Aku Kupercayakan ibuku padamu…

Wahai ibuku, hidup tanpamu terasa hampa. Kaulah doa yang tak pernah padam, dan harapan yang tak pernah padam. Aku berdoa agar Allah menyembuhkan dan memberkatimu, dan aku rindu melihatmu pergi berobat dan kembali dengan senyum.

Kupercayakan saudara-saudariku padamu—rida Allah dan keridaanmu adalah tujuan utamaku. Kumohon kepada Allah untuk membahagiakanmu, dan menjadikan hidupmu seindah kelembutan hatimu, yang untuknya aku selalu berusaha menjadi sumber kebahagiaan.

Aku selalu berkata: “Kata dan gambar janganlah diabaikan.”

Kata adalah sebuah kepercayaan, dan gambar adalah sebuah pesan.

Bawalah ke dunia sebagaimana kami membawanya.

Jangan berpikir bahwa kemartiranku adalah akhir — itu adalah awal dari perjalanan panjang menuju kebebasan. Aku adalah pembawa pesan yang ingin kusampaikan ke dunia — kepada mereka yang menutup mata, dan kepada mereka yang tetap diam di hadapan kebenaran.

Dan jika kalian mendengar tentang kematianku, janganlah menangisiku. Aku telah lama merindukan momen ini, dan aku memohon kepada Allah untuk mengabulkannya. Segala puji bagi Allah, yang telah memilihku untuk apa yang kucintai.

Dan kepada semua orang yang telah menganiayaku dalam hidup dengan hinaan, fitnah, atau kebohongan — Kukatakan kepadamu: Aku pergi kepada Allah sebagai seorang syahid, dengan kehendak-Nya, dan di hadapan-Nya semua perselisihan akan diselesaikan.

Aku mempercayakan Palestina kepadamu…  dengan Masjid Al-Aqsa…

Adalah impianku untuk mencapai pelatarannya, untuk berdoa di sana, untuk menyentuh tanahnya. Dan jika aku tidak mencapainya di dunia ini, aku memohon Semoga Allah mengumpulkan kita semua di sana, di taman-taman keabadian.

Ya Allah, terimalah aku di antara para syuhada, ampunilah dosa-dosaku yang telah lalu dan yang akan datang, dan jadikanlah darahku cahaya yang menerangi jalan kebebasan bagi umatku dan keluargaku. Maafkanlah aku jika aku lalai, dan doakanlah aku memohon ampunan dan ampunan, karena aku telah setia pada janjiku — tak pernah berubah, tak pernah berpaling.

Semoga Allah melimpahkan salawat dan salam kepadamu.

Saudaramu,

Syuhada, dengan izin Allah,

Saleh Amer Fu’ad Al-Jafarawi

12/10/2025

Inilah suara dari seorang yang memilih hidupnya untuk kebenaran dan mengakhirinya di jalan Allah. Wasiat ini bukan akhir, melainkan awal dari pesan yang terus menyala. Semoga setiap kata yang ia tinggalkan menjadi cahaya bagi langkah kita, dan semoga Allah menempatkan Saleh Al-Jafarawi di antara para syuhada, bersama mereka yang tak pernah gentar berdiri di sisi keadilan.

Wahai dunia, dengarkan suara dari Gaza dari darah yang menulis sejarah, dan dari jiwa-jiwa yang tak pernah mati.

Perasaan kamu tentang artikel ini?

BACA JUGA