RAJA AMPAT: Surga Terakhir yang Kini Terancam!

RAJA AMPAT: Surga Terakhir yang Kini Terancam!


Eliyah
06/06/2025
10 VIEWS
SHARE

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya…”

(QS. Al-A'raf: 56)

Papua dikenal sebagai "tanah emas" Indonesia, bukan hanya karena menyimpan salah satu tambang emas terbesar di dunia, tetapi juga karena keindahan alamnya yang tak ternilai. Di antara permata yang dimiliki Papua, terdapat satu wilayah yang disebut-sebut sebagai surga terakhir di bumi: Raja Ampat.

Terletak di Provinsi Papua Barat dengan ibu kota Waisai, Raja Ampat adalah rumah bagi keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia. Bagi para penikmat keindahan bawah laut, Raja Ampat bukan sekadar destinasi wisata, melainkan mahakarya Tuhan yang harus dijaga dan dilestarikan. Dunia tengah menyaksikan potensi kehancuran dari salah satu mahakarya alam paling menakjubkan di muka bumi: Raja Ampat. Di tengah kemilau keindahannya yang diakui dunia sebagai UNESCO Global Geopark, namun kini surga ini tengah menghadapi ancaman nyata: eksploitasi melalui aktivitas penambangan.

Sebagai seorang yang mencintai alam dan tanah air, hati ini terasa sesak. Sebab, Raja Ampat bukan sekadar gugusan pulau di Papua Barat. Ia adalah warisan tak ternilai, sebuah laboratorium hidup dengan keragaman hayati tertinggi di dunia. Ketika tambang mulai dibicarakan, kita tidak sedang membahas soal "pembangunan", melainkan soal kerusakan yang tak tergantikan.

Beberapa fakta tentang Raja Ampat seharusnya cukup untuk membuat kita sadar betapa berharganya tempat ini:

1. Asal Usul Nama Raja Ampat

Raja Ampat berarti Empat Raja. Ada legenda menarik di baliknya yang mengisahkan adanya empat raja di kawasan ini. Dikisahkan ada sepasang suami istri yang menemukan enam telur naga. Lima dari enam telur naga itu pun menetaskan lima manusia, empat laki-laki dan satu perempuan. Si perempuan dibunuh oleh keempat laki-laki itu yang kemudian menjadi raja di kepulauan Raja Ampat. Nama tersebut direpresentasikan pada nama-nama pulau terbesar di kawasan ini, yaitu Salawati, Batanta, Waigeo, dan Misool.

2. Lokasi Menyelam Paling Indah di Dunia

Raja Ampat menjadi destinasi idaman para penyelam dunia. Dengan lebih dari 1.500 spesies ikan dan 550 jenis karang, ini adalah taman bawah laut paling lengkap dan kaya di planet ini.

3. Bangkai Kapal Perang Dunia II

Lautan Raja Ampat menyimpan jejak sejarah berupa bangkai kapal perang, menjadi daya tarik sejarah sekaligus ekosistem unik bagi berbagai jenis biota laut.

4. Terumbu Karang Terkaya di Dunia

Data dari The Nature Conservancy dan Conservation International menunjukkan bahwa sekitar 75% spesies karang dunia dapat ditemukan di Raja Ampat.

Kini, segala keindahan ini menghadapi potensi kehancuran. Rencana penambangan di wilayah Raja Ampat bukan hanya mencederai alam, tetapi juga menghancurkan kehidupan masyarakat adat yang hidup berdampingan dengan alam selama ratusan tahun.

Kerusakan ekosistem laut dan darat, ancaman bagi keanekaragaman hayati, hingga potensi bencana ekologis hanyalah sebagian dari risiko nyata yang mengintai. Dan yang lebih menyakitkan: semua ini demi kepentingan sesaat.

Dalam Islam, alam adalah amanah, dan manusia adalah khalifah yang bertugas menjaga, bukan merusak.

“Telat tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagai dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (Q.S Ar-Rum: 41).

Menjaga kelestarian Raja Ampat bukan hanya tugas aktivis lingkungan, tapi ibadah dan bentuk syukur kita kepada Allah atas nikmat luar biasa yang telah Dia titipkan kepada negeri ini.

Raja Ampat adalah tasbih yang hidup, setiap karangnya, ikannya, lautnya, semua bertasbih memuji-Nya. Maka sungguh durhaka bila kita yang diberi akal dan amanah justru menjadi perusak utama.

Kita tidak boleh diam. Menjaga Raja Ampat berarti menjaga masa depan anak cucu kita. Karena ketika alam sudah rusak, uang tidak bisa membeli terumbu karang, tidak bisa menciptakan ikan yang punah, dan tidak bisa mengganti warisan yang hilang. Mari bersuara. Mari menjaga. Karena surga tidak akan lestari bila dibiarkan sendiri.

Perasaan kamu tentang artikel ini?

BACA JUGA